Muslim di seluruh dunia mengakhiri Ramadan dengan perayaan Idul Fitri. Bagi sebuah masjid di California hari Selasa (4/6), kemeriahan perayaan tersebut mengirim pesan berisi harapan bagi kaum minoritas yang menghadapi persekusi dan mereka yang menderita karena agama mereka.
Bersantap bersama pada hari Selasa kemarin menandai perayaan Idul Fitri di masjid al-Fatiha di California, yang juga dihadiri oleh Konsul Jenderal Thailand di Los Angeles.
Masjid tersebut didirikan oleh komunitas Muslim Thailand, kelompok masyarakat minoritas di negara yang mayoritas warganya adalah umat Buddha.
Sekarang ini, masjid tersebut menjadi tempat ibadah Muslim yang berasal dari berbagai penjuru dunia, yang Selasa kemarin juga berkumpul bersama untuk merayakan Idul Fitri.
Sameer Qureshi, seorang jemaah masjid tersebut mengatakan, "Pada dasarnya, Idul Fitri adalah perayaan yang bukan hanya mengubah diri kita sendiri selama 30 hari ini, tetapi untuk waktu yang mendatang, bagaimana kita akan menjadi manusia yang lebih baik lagi."
Dengan membawa pesan rekonsiliasi, yang menurut sebagian orang diperlukan di negara-negara tempat mereka berasal. Asia menghadapi gelombang pengungsi Muslim Rohingya yang berasal dari Myanmar. Di negara berpenduduk mayoritas Buddhis itu, para investigator PBB telah mendokumentasikan pembunuhan massal dan pemerkosaan oleh militer Myanmar.
Dan Thailand sedang berjuang keras menghadapi serangan dari kelompok Muslim separatis.
Seorang jemaah mengatakan semua akan mendapat manfaat dari pesan positif yang disampaikan oleh agama-agama besar di dunia.
Ini dikemukakan pula Timar Ahmed, seorang jemaah masjid al Fatiha, yang mengatakan, "Hubungan baik, membantu satu sama lain, saling mendukung, menyumbang orang-orang miskin – kita semua melakukan hal-hal yang sama.”
Idul Fitri adalah pesta bersama dan juga perayaan bersama keluarga, yang membawa pesan seperti yang diungkapkan Shareef Khwajazada, seorang jemaah lain masjid al-Fatiha.
"Di tengah keluarga, kita mungkin bertengkar, tetapi pada akhirnya, kita harus saling mengasihi,” tukasnya.
Rahmat Phyakul, imam kelahiran Thailand yang juga pendiri masjid tersebut mengemukakan, warga Muslim Amerika dapat menjadi teladan bagi Muslim yang tinggal di daerah-daerah yang bermasalah.
"Untuk melihat bagaimana kami dapat menjadi orang yang sukses di negara ini, mengingat kita adalah minoritasnya minoritas, sebagai Muslim di Amerika,” katanya.
Mereka datang bersama-sama ke masjid tersebut untuk beribadah, juga merayakan hari Idul Fitri. (uh)