Presiden AS Donald Trump minggu lalu mengumumkan sanksi-sanksi baru atas Bank Sentral Iran, dan menyebutnya sebagai sanksi paling keras yang dikenakan Amerika atas Iran. Tapi sanksi itu agaknya menunjukkan bahwa Trump ingin menghindari tindakan militer atas Iran, sebagai tanggapan atas serangan rudal penjelajah dan drone atas fasilitas minyak Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi menunjukkan kepada wartawan kerusakan pada fasilitas minyaknya yang diklaim diserang oleh kelompok Houthi di Yaman. Amerika menuduh serangan dilakukan oleh Iran, tapi hal ini dibantah oleh Teheran.
Amerika menanggapi serangan itu dengan mengenakan sanksi-sanksi baru atas Bank Sentral Iran, tapi Presiden Trump yang berkampanye untuk mengakhiri perang-perang Amerika di luar negeri, tampaknya lebih berhati-hati untuk mengambil tindakan militer.
“Cara pendekatan yang dilakukan oleh orang yang kuat adalah menunjukkan kemampuan mengekang diri. Jelas lebih mudah untuk melakukan sebaliknya, dan Iran tahu kalau negara itu melakukan kesalahan lagi, mereka akan menanggung risikonya,” kata Trump.
Menteri Keuangan Amerika Steven Mnuchin mengatakan sanksi Amerika yang paling baru ini menarget mekanisme pendanaan yang mendukung Pasukan Garda Revolusi Iran.
“Ini berarti tidak akan ada lagi dana bagi Garda Revolusi Iran atau untuk mendanai teror. Sanksi-sanksi ini adalah tambahan dari sanksi-sanksi atas penjualan minyak Iran dan atas lembaga keuangannya,” kata Mnuchin.
Sebagian analis skeptis lebih banyak tekanan keuangan tidak akan berpengaruh pada perekonomian Iran yang sudah mengalami tekanan sejak 2018, ketika Presiden Trump menghidupkan kembali sanksi-sanksi yang telah dicabut sesuai dengan perjanjian nuklir tahun 2015.
Kata Alex Vatanka, pakar tentang Iran pada Middle East Institute, “Penggunaan ancaman kekerasan oleh pemerintahan Trump, belum mendatangkan banyak hasil yang positif.”
Dewan Keamanan Nasional Amerika dilaporkan akan bersidang hari Jumat untuk membahas berbagai pilihan setelah Menteri LN Mike Pompeo kembali dari Arab Saudi dan Emirat Persatuan Arab dimana ia berunding dengan pemimpin kedua negara itu bagaimana sebaiknya menghadapi Iran.
“Saya kira saya akan bisa memberi informasi penting kepada presiden bagaimana kita sebaiknya bertindak,” ujar Pompeo.
Presiden Iran Hassan Rouhani dan menteri LN Iran Javad Zarif akan berada di New York minggu depan untuk menghadiri Sidang Umum PBB. Ada spekulasi bahwa Trump mungkin akan bertemu dengan Rouhani di sela-sela Sidang Umum itu. Tapi kecil kemungkinan hal itu akan terjadi. (ii/em)