Presiden AS Donald Trump hari Jumat (18/10) mengecam balik mereka yang mengkritik bahwa penarikan mundur pasukan dari bagian utara Suriah sebagai kebijakan yang merusak kredibilitas Amerika, mengkhianati pasukan Kurdi yang selama ini menjadi sekutu utama dan membuka pintu bagi kemungkinan bangkitnya kembali ISIS.
Trump menggembar-gemborkan perjanjian gencatan senjata yang tampaknya berisiko, sementara Turki dan Kurdi berbeda pendapat tentang apa yang diperlukan dan apakah pertempuran telah berhenti.
“Kita telah mencapai kemajuan luar biasa besar dalam beberapa hari terakhir ini,” ujar Trump. Ditambahkannya, “kita telah menguasai kembali minyak di Timur Tengah,” klaim yang tampaknya tidak ada kaitannya dengan perkembangan situasi di kawasan itu.
Ia menyampaikan hal itu dua kali hari Jumat ini, tetapi tidak satu pejabat Amerika pun yang dapat menjelaskan apa yang dimaksud presiden itu.
Trump menyebut pendekatan Suriah “sedikit tidak konvensional,” dan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan kelompok pejuang Kurdi di Suriah sepakat bahwa gencatan senjata yang dimediasi Amerika merupakan langkah yang tepat, dan bahwa mereka akan mematuhinya. “Ada niat baik di kedua pihak dan peluang yang sangat bagus untuk berhasil,” cuitnya di Twitter. (em/pp)