Tautan-tautan Akses

Pemerintah China Tindas Kebebasan Beragama


Pasukan keamanan China melakukan patroli di dekat Masjid Raya Id Kah di kota Kashgar, provinsi Xinjiang (foto: dok).
Pasukan keamanan China melakukan patroli di dekat Masjid Raya Id Kah di kota Kashgar, provinsi Xinjiang (foto: dok).

Pastor Wang Yi, pendiri Early Rain Covenant Church di China, dijatuhi hukuman penjara sembilan tahun atas tuduhan subversi dan menjalankan bisnis ilegal, oleh pengadilan di Sichuan hari Senin (30/12).

Satu tahun setelah ditahan dan diadili secara rahasia, Pastor Wang juga dicabut hak-hak politiknya selama tiga tahun, dan hak milik pribadinya bernilai 50.000-yuan disita.

Pengadilan, lewat situs internetnya, tidak menjelaskan tentang “sidang terbuka” yang katanya diadakan atas Pastor Wang minggu lalu.

Pastor Wang Yi (kanan) bersama isterinya. (Foto Dok. Radio Free Asia)
Pastor Wang Yi (kanan) bersama isterinya. (Foto Dok. Radio Free Asia)

Para aktivis agama menyebut vonis atas Wang itu paling keras dalam 10 tahun terakhir, dan memberikan gambaran buruk tentang penindasan agama di bawah pimpinan Presiden Xi Jin-ping.

Pastor Wang dan istrinya terdapat di antara puluhan orang pengikut gereja yang ditangkap polisi China bulan Desember tahun lalu.

Pastor berusia 46 tahun itu adalah seorang penulis, aktivis sosial dan sarjana hukum di Universitas Chengdu sebelum ia menjadi Pastor.

Menurut Bob Fu, pendiri "China Aid" di Texas, AS, kelompok HAM Kristen yang mendorong kebebasan beragama dan penegakan hukum (rule of law) di China, hukuman atas Pastor Wang itu adalah yang paling lama dalam satu dasawarsa ini. Sebelumnya, pemimpin gereja Uyghur, Ali Mujiang Yimiti dari provinsi Xinjiang, dijatuhi hukuman 15 tahun penjara pada tahun 2008.

Fu mengatakan, “Ini menunjukkan bahwa pemerintahan Presiden Xi Jinping bertekad menjadi musuh utama kebebasan beragama, karena takut akan pengaruh Pastor Wang Yi dalam bidang nasional dan internasional.”

Pemerintah Cina di bawah Xi Jinping telah meningkatkan penindasan atas penganut agama Kristen, Islam dan bahkan Buddha.

Tentara China mengawasi seorang pendeta Budha yang lewat di Lhasa, Tibet (foto: dok).
Tentara China mengawasi seorang pendeta Budha yang lewat di Lhasa, Tibet (foto: dok).

Pihak penguasa tidak hanya menangkap Pastor, tapi juga menutup gereja dan menurunkan ribuan salib, dan mengeluarkan peraturan bahwa orang yang berusia di bawah 18 tahun tidak boleh menghadiri acara gereja ataupun dipengaruhi oleh ajaran agama. Fu mengatakan, ini adalah penindasan agama yang paling buruk sejak Revolusi Kebudayaan China tahun 1960-an. (ii)

Recommended

XS
SM
MD
LG