Pemerintah Turki memperbanyak jumlah pasukannya di wilayah perbatasan, dengan menambah 1.000 polisi, sementara Yunani berusaha mengusir ribuan imigran yang mencoba melewati perbatasan dari Turki.
Tindakan ini diambil setelah adanya tuduhan dari Ankara bahwa pasukan Yunani menembaki para imigran, dan membunuh enam di antaranya. Peristiwa ini terjadi setelah adanya keputusan Presiden Recep Tayyip Erdogan, 28 Februari lalu, yang membuka perbatasan Turki dan supaya para imigran bisa pergi ke Eropa Barat.
Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan, penambahan pasukan ini untuk mencegah pasukan Yunani mengirim kembali para imigran ke Turki, sebuah tindakan yang dianggap Turki ilegal.
Soylu mengatakan kepada media, Kamis (5/3), bahwa pasukan Yunani telah melukai 164 orang, dan berusaha mendorong 4.900 orang kembali ke Turki. Pihaknya pun lalu menempatkan 1.000 polisi khusus di perbatasan untuk mencegah hal tersebut.
Menurut pernyataan pemerintah Turki hari Rabu (4/3), enam imigran tertembak, satu tewas. Laporan itu juga menyebut para imigran tertembak di bagian paha, kaki, dan selangkangan. Satu orang lainnya ditembak di bagian kepala. Yunani membantah laporan itu dan menyebutnya “berita bohong.” [ti/ii]