Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersumpah, Rabu (11/3), akan meluncurkan pasukan militer sebagai aksi pembalasan terbesarnya jika pemerintah Suriah melanggar gencatan senjata yang rapuh di provinsi Idlib minggu lalu.
Gencatan senjata yang diatur oleh Turki dan Rusia, yang mendukung pihak oposisi dalam konflik, menghentikan serangan darat dan udara selama tiga bulan, yang dilakukan oleh pemerintah Suriah ke propinsi yang diduduki oleh pemberontak.
Serangan itu menewaskan ratusan penduduk dan menyebabkan satu juta orang melarikan diri ke perbatasan Turki.
Serangan pemerintah Suriah yang didukung oleh Rusia memberi kemajuan yang signifikan di tempat pertahanan terakhir pemberontak di Suriah.
Turki mengirim ribuan tentaranya melewati perbatasan untuk memperkuat pemberontak, menyebabkan pertempuran langsung yang jarang terjadi antara pasukan Suriah dan Turki.
Presiden Erdogan mengatakan telah terjadi sejumlah pelanggaran kecil dalam gencatan senjata itu, yang dimonitor oleh Turki secara seksama. [lj/uh]