Tautan-tautan Akses

Selandia Baru Berlakukan Total Lockdown Covid-19


Warga di kota Christchurch, Selandia Baru berbelanja barang kebutuhan sehari-hari untuk menghadapi kebijakan lockdown corona (23/3).
Warga di kota Christchurch, Selandia Baru berbelanja barang kebutuhan sehari-hari untuk menghadapi kebijakan lockdown corona (23/3).

Selandia Baru akan memasuki hari Rabu (25/3) penuh dalam upaya untuk membatasi penyebaran virus corona. Perdana Menteri Jacinda Ardern mengemukakan semua warga selain para pekerja esensial harus tinggal di rumah sedikitnya selama empat minggu. Kementerian Kesehatan menyampaikan 102 penderita COVID-19 yang dikonfirmasi di Selandia Baru.

Peringatan Jacinda Ardern terkait Covid-19 sangat gamblang. Perdana Menteri Selandia Baru itu mengungkapkan tanpa tindakan karantina yang ketat, puluhan ribu warga Selandia Baru akan meninggal akibat pandemi itu. Sebagian besar warga harus tinggal di rumah mengisolasi diri sedikitnya selama satu bulan untuk ‘memutus rantai transmisi' virus corona dalam masyarakat.

Perdana Menteri Ardern mengemukakan sekaranglah saatnya untuk bertindak tegas.

“Bertindak sekarang atau berisiko terjangkit virus corona seperti yang terjadi di tempat-tempat lain. Saat ini 102 infeksi dilaporkan, begitu pula yang pernah dialami oleh Italia. Sekarang virus itu membuat sistem kesehatan mereka kewalahan dan ratusan orang meninggal setiap harinya. Situasi berubah dengan sangat cepat, dan begitu juga dengan kita. Selalu disampaikan bahwa kita akan bertindak lebih awal, tegas dan berjuang keras, dan kita akan lakukan itu,” tandas Ardern.

Selandia Baru memberlakukan keadaan darurat dengan merebaknya wabah virus corona.

Sekolah-sekolah akan tutup, demikian juga dengan kafe dan bioskop. Transportasi umum hanya akan tersedia bagi para pekerja yang penting.

“Sekolah-sekolah akan tutup mulai besok, kecuali bagi anak-anak para pekerja esensial seperti dokter, perawat, supir ambulans, polisi dan akan ada yang lainnya dalam daftar itu. Supaya mereka punya waktu untuk merencanakan, tetapi hal itu hanya akan sementara. Sekolah ditutup seluruhnya mulai tengah malam pada hari Rabu,” imbuhnya.

Sejumlah pejabat mengakui bahwa gangguan terhadap kehidupan sehari-hari bagi Selandia Baru, negara berpenduduk sekitar 4,9 juta orang, akan signifikan, namun tetap memperingatkan “alternatifnya akan berdampak jauh lebih buruk”.

Layanan-layanan pokok yang penting, termasuk supermarket, apotek, angkutan kargo dan jasa keuangan, akan tetap beroperasi.

Lebih banyak petugas keamanan termasuk polisi dikerahkan di sejumlah jalan. Beberapa komandan senior menjelaskan tugas utama mereka adalah mengingatkan para warga tentang sejumlah larangan, dan bukan tindakan penegakan.

Pekan lalu, Selandia Baru melarang masuk orang-orang yang bukan penduduk negara itu untuk memperlambat transmisi infeksi COVID-19.[mg/ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG