Sejumlah sepeda diparkir di pinggir jalan di dekat trotoar, yang di atasnya terdapat perangkat cuci tangan beserta sabun cair dan tandon berisi air. Wastafel portable ini belum lama ada di trotoar di pusat Kota Surabaya. Sejak merebaknya virus corona di Indonesia, Pemerintah Kota Surabaya telah membangun ratusan wastafel portable di berbagai titik di Surabaya.
Andra Adiyta, salah seorang karyawan yang bekerja di Surabaya mengaku sangat diuntungkan dengan adanya sarana sanitasi ini, karena fasilitas ini sangat membantu menjaga kebersihan tangan terutama bagi yang sering berada di jalan seperti dirinya.
“Ya bagus sih jadi membuat kita lebih bersih, jadi di mana-mana kalau kita pas di jalan bisa cuci tangan di tempat yang disediakan. Jadi, virus tidak bisa menular kemana-mana,” jelasnya.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku bersyukur fasilitas cuci tangan yang dipasang pemerintah kota dapat bermanfaat bagi masyarakat. Risma akan terus memasang wastafel portable di sejumlah tempat yang dinilai banyak dilalui warga. Hingga kini, lebih dari 530 wastafel portable telah dipasang di sejumlah tempat, seperti di pasar, terminal, taman, sekolah, fasilitas publik, hingga trotoar jalan raya.
“539 (wastafel portable, red), kita akan perbanyak terus untuk warga biasakan cuci tangan pakai sabun. Iya, supaya jadi kebiasaan,” jelasnya.
Selain wastafel portable, Risma juga telah memasang sejumlah ruang sterilisasi buatan Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS) serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya, di tempat-tempat yang banyak dilalui orang, seperti di dekat Balai Kota, Balai Pemuda, serta Bandar Udara. Penyediaan fasilitas strilisasi manusia ini diharapkan dapat lebih efektif mengurangi penyebaran virus, terutama yang menempel di tubuh manusia.
“Saya pikir ini lebih, ya sempurnalah untuk desinfektan, dibandingan kalau kita hanya cuci tangan. Kita akan buat sebanyak-banyaknya, untuk kita taruh, kita sebar di seluruh Surabaya, sementara di sini dulu (samping Balai Kota). Ini Cipta Karya juga sedang membuat, mudah-mudahan percepatannya lebih banyak lagi,” imbuh Tri Rismaharini.
Langkah Pemkot Surabaya ini diapresiasi warga Surabaya. Fitria Haryati, seorang warga, menilai penyediaan fasilitas sanitasi ini merupakan upaya konkrit pemerintah daerah untuk mencegah penularan virus corona..
“Terobosan yang bagus, dan di dalam jangka waktu yang tidak lama, pemerintah sudah mampu membuat itu (wastafel dan ruang sterilisasi) untuk pencegahan penularan corona. Seharusnya orang-orang yang tetap harus bekerja di luar, itu menggunakan fasilitas itu sebaik mungkin,” jelasnya.
Andra Aditya, seorang warga lainnya berharap, fasilitas sanitasi ini juga dipasang di pusat-pusat perkantoran karena masih banyak warga yang harus beraktivitas.
“Ya kan perkantoran rata-rata banyak tamu-tamu yang datang, kita kan tidak tahu tamu itu membawa virus atau tidak, kita juga tidak tahu. Kalau menurut saya sih perlu untuk diberi seperti itu (ruang sterilisasi),” komentar Andra.
Dosen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan masyarakat, Universitas Jember, Anita Dewi Moelyaningrum, menyebut penyediaan sarana sanitasi ini merupakan upaya memutus mata rantai penularan penyakit.
“Memutus mata rantai penularan penyakit, salah satunya dapat ditempuh dengan pelaksanaan hygiene dan sanitasi. Semakin banyak sarana sanitasi berupa tempat cuci tangan maupun bilik-bilik sterilisasi, maka akan sangat membantu masyarakat dalam memutus mata rantai penularan. Apa yang dilakukan pemerintah Surabaya dalam upaya penanggulangan penyebaran virus COVID-19 ini harus kita berikan apresiasi yang luar biasa, bahwa pemerintah Surabaya sudah sangat care terhadap status kesehatan masyarakatnya,” jelas Anita Dewi. [pr/ab]