Seorang pejabat Inggris mengatakan PM Boris Johnson berada dalam kondisi stabil hari Rabu (8/4) setelah melewati malam kedua di unit perawatan intensif (ICU) di sebuah rumah sakit di London untuk menjalani perawatan penyakit virus corona.
Menteri Muda Kesehatan Edward Argar mengatakan Johnson “tenang dan bersemangat.”
Johnson diopname sejak hari Minggu setelah gejala penyakitnya menetap selama ia mengisolasi diri setelah dinyatakan positif terjangkit virus corona.
Inggris, yang kini di bawah perintah lockdown selama sekitar dua pekan, memiliki sekitar 56 ribu kasus virus corona terkonfirmasi dengan 6.100 kematian.
Korsel Kurangi Sejumlah Besar Penularan
Korea Selatan tidak mengikuti banyak negara lainnya dalam memberlakukan langkah-langkah tetap tinggal di rumah secara ketat, tetapi telah berhasil mengurangi dalam jumlah besar penularan virus dengan menyerukan social distancing dan menutup sekolah-sekolah.
Pemerintah mengumumkan 53 kasus baru hari Rabu, bertahan pada tingkat serupa pekan ini.
Ada kekhawatiran mengenai kemungkinan jumlah orang tertular yang lebih banyak di ibukota, Seoul. Pada hari Rabu, wali kota Seoul mengumumkan penutupan bar dan kelab malam.
PM Korea Selatan Chung Sye-kyun juga mengumumkan penangguhan ketentuan bebas visa bagi mereka yang datang dari negara-negara yang sekarang ini melarang masuk warga negara Korea Selatan, serta peraturan untuk menolak masuk orang asing yang berkunjung karena alasan yang tidak mendesak.
Sementara itu, Norwegia bergabung dengan Austria dan Denmark dalam rencana untuk mulai melonggarkan pembatasan lockdown.
Pemerintah berencana membuka kembali TK pada 20 April dan bagi siswa di semua tingkat lainnya untuk kembali ke sekoah sepekan kemudian. Norwegia memiliki sekitar 5.900 kasus terkonfirmasi.
Harapan Laju Penularan Melamban di AS
Sementara para pejabat di beberapa bagian AS menunjukkan kemungkinan tanda-tanda harapan bahwa laju penularan melamban di negara yang paling banyak memiliki kasus terkonfirmasi ini, para pemimpin seperti Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan sekarang bukan waktunya untuk melonggarkan langkah-langkah lockdown yang telah membantu menghambat penularan.
AS memiliki sekitar 400 ribu kasus terkonfirmasi, lebih dari dua kali lipat jumlah di negara lain manapun.
New York menjadi pusat penularan terbesar dan melaporkan lebih dari 700 kematian pada hari Selasa (7/4). Tetapi Cuomo mengatakan data kematian merupakan “indikator yang ketinggalan” terkait dengan orang-orang yang jatuh sakit beberapa pekan silam.
Ia mengatakan jumlah rawat inap dan orang-orang yang sakit sampai-sampai memerlukan alat bantu pernafasan telah berkurang.
Jerman hari Rabu menjadi negara kelima yang memiliki lebih dari 100 ribu kasus, selain AS, Spanyol, Italia dan Perancis.
Virus corona pertama kali ditemukan di China, dengan mayoritas penularan terjadi di provinsi Hubei dan ibu kotanya, Wuhan. Ini mendorong lockdown yang ketat selama sekitar tiga bulan hingga jumlah kasus yang tertular secara lokal berkurang.
Puluhan ribu orang menggunakan angkutan darat, kereta dan udara pada hari Rabu sewaktu mereka akhirnya mendapat izin pemerintah untuk meninggalkan Wuhan, asalkan aplikasi ponsel pintar wajib mereka menunjukkan mereka sehat dan tidak berhubungan dengan siapapun yang terjangkit virus corona baru-baru ini. [uh/ab]