Tautan-tautan Akses

Daerah PSBB Bertambah, Pemerintah Berharap Kasus Corona Berkurang


Jalan-jalan di Jakarta tampak lengang setelah penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di tengah wabah virus corona (COVID-19). (Foto: AFP)
Jalan-jalan di Jakarta tampak lengang setelah penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di tengah wabah virus corona (COVID-19). (Foto: AFP)

Menyusul pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai 10 April lalu, sejumlah daerah mengambil langkah serupa. Akankah kebijakan ini efektif menekan perebakan virus corona?

Presiden Joko Widodo lebih memilih kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketimbang lockdown guna mencegah meluasnya perebakan virus corona. DKI Jakarta merupakan daerah yang pertama kali memberlakukan PSBB Jumat lalu (10/4) lalu. Kini, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi siap memberlakukan PSBB mulai Rabu (15/4) selama 14 hari ke depan.

Juru bicara penanganan kasus virus Corona Dr Achmad Yurianto mengatakan saat ini pihaknya sedang memproses pengajuan PSBB untuk wilayah Provinsi Banten, yang meliputi Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Yuri berharap dengan adanya kebijakan PSBB di beberapa wilayah ini, bisa membantu menekan kasus Covid-19.

“Kami berharap hari ini juga sudah bisa disetujui, sehingga maka kluster Covid-19 Jabodetabek bisa lebih terintegrasi, lebih bisa memudahkan kita di dalam pengendalian aspek epidemologinya. Kita pahami bersama, bahwa penyakit ini faktor pembawanya adalah manusia. Oleh karena itu aktivitas manusia, harus betul-betul kita kendalikan, pembatasan-pembatasan yang dilakukan ditujukan dalam rangka untuk mengendalikan itu. agar kontak dekat, transmisi lokal bisa kita kontrol dengan semaksimal mungkin, supaya penyebaran ini bisa segera kita selesaikan bersama-sama,” ujarnya dalam telekonferensi pers, di gedung BNPB, Jakarta, Minggu (12/4).

Juru bicara penanganan Covid-19 Indonesia, Dr Achmad Yurianto. (Foto: BNPB)
Juru bicara penanganan Covid-19 Indonesia, Dr Achmad Yurianto. (Foto: BNPB)

Dalam kesempatan ini, ia kembali melaporkan penambahan kasus konfirmasi positif Corona sebanyak 399 kasus. Total kasus Covid-19 di Tanah Air pun hingga saat ini menjadi 4.241.

Sementara, untuk pasien yang sudah sembuh sebanyak 73 orang, sehingga total pasien yang sembuh pun mencapai 359 orang. Pemerintah, kata Yuri optimis bahwa seluruh pasien COVID-19 bisa mendapatkan perawatan yang baik untuk menuju kesembuhan.

“Kita bersyukur bahwa sampai dengan saat ini sudah ada 359 orang yang sudah sembuh. Di DKI ada 142 pasien yang sudah sembuh, Jatim ada 68 kasus yang sudah sembuh, Sulsel 25 kasus yang sudah sembuh, Jabar, Jateng, Bali sudha lebih dari 19 orang yang sembuh, sehingga totalnya sudah ada 359 orang yang sudah sembuh. Ini sebuah optimisme kita bahwa COVID-19 bisa disembuhkan dengan baik,” ujarnya.

Meski begitu setiap harinya, korban jiwa masih berjatuhan. Tercatat, 46 pasien meninggal dunia hari Minggu (12/4), menambah jumlah korban meninggal menjadi 373 orang.

Para petugas membawa peti jenazah seorang dokter yang meninggal karena Covid-19, selama pemakaman di Jakarta.
Para petugas membawa peti jenazah seorang dokter yang meninggal karena Covid-19, selama pemakaman di Jakarta.

Pemerintah pun terus melacak keberadaan kasus positif di tengah-tengah masyarakat. Sampai hari ini sudah 27.000 spesimen diperiksa menggunakan metode real time PCR. Namun, Yuri menjelaskan bahwa sampai saat ini hanya tersedia 60 laboratorium yang dapat digunakan untuk memeriksa ribuan spesimen tersebut. Kapasitas pemeriksaan ini akan terus ditingkatkan.

Selain, metode PCR pihaknya sampai saat ini mengandalkan pemeriksaan cepat atau rapid test yang diutamakan kepada kelompok masyarakat yang beresiko tinggi terpapar kasus ini, seperti tenaga kesehatan. Lanjutnya, sebanyak 790.000 alat pelindung diri (APD) telah didistribusikan kepada seluruh tenaga medis yang bertugas. [gi/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG