Pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa dirinya punya "otoritas tertinggi" untuk mencabut perintah ‘tetap berada di rumah’ (stay home order) dan membuka kembali perekonomian kini menghadapi serangan balik.
"Pernyataan itu seakan-akan ia adalah raja," kata Gubernur New York Andrew Cuomo. "Pernyataan itu tidak berdasar."
Berbicara kepada sejumlah wartawan, Selasa (14/4) Gubernur New York itu menjelaskan Amandemen ke-10 Konstitusi AS tegas dalam menyatakan bahwa presiden tidak memiliki ‘otoritas mutlak,’ sebagaimana disampaikan Trump malam sebelumnya dalam taklimat virus corona di Gedung Putih.
"Dia salah dalam mengartikan undang-undang, ini bukan masalah legalitas," kata Cuomo.
Gubernur New York mengemukakan Trump "jelas memancing perselisihan" dengan pimpinan sejumlah negara bagian, tetapi "Saya tidak akan berdebat dengannya.” Cuomo menjelaskan pandemi COVID-19 telah menewaskan hampir 23.000 warga Amerika, dan dia tidak punya waktu menanggapi sebuah perpecahan antara pemerintah federal dan negara bagian.
Presiden Trump, Senin (13/4) menyatakan dirinya “adalah penentunya,” saat menjawab pertanyaan dari VOA mengenai apakah konsorsium negara-negara bagian yang mengembangkan rencana mereka sendiri itu tidak merupakan penentangan terhadap wewenang presiden untuk membuka kembali ekonomi secara nasional pasca-pandemi ini.
"Mereka tidak dapat melakukan apa pun tanpa persetujuan presiden Amerika Serikat," kata Trump.
Tiga senator AS terkemuka dari Partai Republik tidak setuju.
"Pemerintah federal tidak memiliki kekuatan absolut," kata Senator Liz Cheney dari Wyoming. [mg/jm]