Kepolisian Minnepolis kemungkinan akan segera menjalani perubahan radikal menyusul kematian George Floyd dua pekan lalu. Floyd adalah seorang laki-laki Afrika Amerika yang tewas dalam tahanan polisi.
Sembilan dari 12 anggota dewan kota mengumumkan dalam pertemuan massa, Minggu (7/6), di sebuah taman kota bahwa mereka mendukung perombakan kepolisian. Mereka mengusulkan untuk menggantinya dengan model keamanan publik berbasis masyarakat.
Rincian mengenai sistem baru itu masih belum jelas.
Dewan beranggotakan 12 orang itu masih harus menyetujui rencana itu dan, berdasarkan peraturan dewan, keputusannya tidak bisa diveto.
Sekelompok demonstran mendatangi rumah Wali Kota Minneapolis Jacob Frey pada Sabtu (6/6), menuntut agar anggaran untuk kepolisian kota itu dicabut. Mereka menuduh Kepolisian Minneapolis itu sejak lama rasis dan memperlakukan tersangka berkulit hitam dengan buruk.
Frey mengatakan kepada massa bahwa dia tidak menyetujui pembubaran kepolisian.
"Saya memberitahu mereka sejujurnya tentang sikap saya. Saya akan berusaha keras untuk melakukan reformasi mendalam atas penegakan hukum, mengubah sistem, dan mengatasi rasisme yang sistemik. Namun saya tidak setuju pembubaran departemen itu," kata Frey.
Banyak dari demonstran yang melakukan unjuk rasa di seluruh AS menuntut agar kepolisian di kota besar dicabut anggarannya. Para pendukung mengatakan itu bukan berarti menghapus anggaran untuk penegak hukum, tapi mengatakan sebagian uangnya bisa dialihkan ke dinas sosial.
Mereka berpendapat dengan menciptakan kehidupan lebih baik bagi warga, berarti lebih sedikit kebutuhan akan petugas polisi bersenjata. [vm/ft]