Gubernur Tokyo Jumat mengukuhkan ibu kota Jepang itu mencatat 293 kasus baru per hari, merupakan rekor penambahan kasus baru untuk hari kedua berturut-turut.
Pada konferensi pers, Gubernur Yuriko Koike menyatakan angka kasus terkukuhkan yang lebih tinggi menunjukkan pengujian yang lebih agresif. Lebih dari 4.000 orang dites setiap hari, dengan sasaran 10 ribu orang yang dites per hari.
Gubernur mendesak diterapkannya social distancing secara teratur mencuci tangan dan langkah-langkah lain untuk membendung penyebaran virus corona. Ia juga meminta fasilitas-fasilitas medis untuk menyediakan tempat tidur tambahan dalam mengantisipasi lonjakan jumlah pasien.
Meskipun Jepang belum pernah menerapkan lockdown total, pemerintah Jepang telah menyatakan situasi darurat dan meminta bisnis agar tutup dan orang-orang bekerja dari rumah mulai April lalu. Status darurat itu dicabut pada akhir Mei.
Tetapi sejak itu, kasus mulai naik lagi di berbagai kawasan metropolitan, dengan Tokyo mencatat rata-rata penambahan lebih dari 200 kasus per hari selama tujuh hari terakhir. Berbagai rencana telah diumumkan untuk menetapkan status darurat kedua sementara kekhawatiran meningkat bahwa aktivitas di kota itu terlalu cepat dibuka kembali.
Lonjakan kasus di Tokyo mendorong para pejabat untuk mengeluarkannya dari kampanye "Go to Travel", yang menawarkan diskon untuk perjalanan di negara itu guna mendongkrak sektor pariwisata.
Jepang sejauh ini telah berhasil menghindari jatuhnya korban dalam jumlah besar seperti yang dialami di negara-negara lain yang terpukul paling parah oleh virus itu, dengan mencatat kurang dari 24 ribu kasus dan sekitar 1.000 kematian.
Jepang telah berusaha untuk membuat aktivitas ekonominya tetap berjalan sambil menghindari penyebaran virus corona, dengan membuka restoran dan bioskop dengan tempat duduk terbatas dan mewajibkan pelayan toko bekerja di belakang pelindung plastik. [uh/ab]