Tiga orang anggota Kongres Amerika minta pada enam universitas papan atas Amerika untuk menyerahkan catatan sumbangan yang diterima dari berbagai negara, termasuk China dan Rusia, karena khawatir sumbangan jutaan dolar itu bisa menjadi ancaman keamanan nasional.
Permintaan itu diajukan kepada pimpinan Universitas Harvard, Yale, Universitas New York, Universitas Pennsylvania, Universitas Chicago dan Universitas Delaware.
Surat yang dikirim kepada pimpinan universitas itu minta supaya mereka memberikan semua catatan tentang hadiah atau hibah dari China, Rusia, Qatar, Saudi Arabia dan Iran sejak Januari 2015.
Surat itu mengatakan bahwa Departemen Pendidikan Amerika telah menemukan lebih dari $6,5 miliar sumbangan luar negeri yang tidak dilaporkan oleh berbagai lembaga pendidikan tinggi Amerika.
Undang-undang Pendidikan Tinggi Amerika mengharuskan perguruan tinggi melaporkan kepada Departemen Pendidikan semua kontrak dan hadiah dari sumber-sumber di luar negeri yang jumlahnya lebih dari $250 ribu
Permintaan itu diajukan oleh tiga orang anggota senior Partai Republik dalam DPR Amerika, yaitu James Comer, Jim Jordan dan Virginia Foxx.
Pejabat Departemen Pendidikan Reed Rubinstein bulan Mei lalu mengatakan “investasi dalam jumlah besar dari dana luar negeri telah membuat universitas dan perguruan tinggi Amerika itu tergantung pada pemberi dana dalam membuat keputusan, menetapkan misi dan nilai-nilai lembaga pendidikan itu.
Penyelidikan yang dilakukan Departemen Pendidikan bulan Februari mendapati Universitas Harvard dan Yale tidak melaporkan sedikitnya $375 juta sumbangan dan kontrak dari luar negeri.
Pemerintah Amerika semakin prihatin dengan adanya pengaruh pemerintah asing serta kegiatan mata-mata di berbagai universitas Amerika, dan salah satu negara yang disorot adalah China.
Dalam suratnya kepada pimpinan keenam universitas diatas, ketiga anggota Kongres itu menyatakan kekhawatiran bahwa pimpinan universitas akan membuat keputusan berdasarkan jumlah sumbangan atau hadiah yang diterimanya. [ii/pp]