Tautan-tautan Akses

Presiden Belarus Menangi Masa Jabatan ke-6


Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di tempat pemungutan suara untuk mengikuti voting pemilihan presiden di Minsk, 9 Agustus 2020. (Foto oleh Sergei GAPON / POOL / AFP)
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di tempat pemungutan suara untuk mengikuti voting pemilihan presiden di Minsk, 9 Agustus 2020. (Foto oleh Sergei GAPON / POOL / AFP)

Presiden yang telah lama berkuasa di Belarusia hari Senin (10/8) dinyatakan sebagai pemenang pemilihan nasional sehari sebelumnya. Ia bertekad akan menumpas protes-protes yang menentang kemenangannya.

Komisi Pemilihan Pusat Belarusia, Senin (10/8) menyatakan bahwa setelah semua surat suara dihitung, Alexander Lukashenko meraih 80,23 persen suara dan kandidat oposisi utama, Sviatlana Tsikhanouskaya meraih 9,9 persen.

Lukashenko, yang telah berkuasa selama 26 tahun, Senin (10/8), mengatakan, demonstran oposisi akan menghadapi penindakan keras, seraya menyebut mereka sebagai “domba” yang dimanipulasi oleh tuan-tuan asing. “Ikuti hukum dan semua percakapan mengenai penindasan ini akan lenyap,” katanya hari Senin (10/8).

Sementara itu, organisasi-organisasi HAM menyatakan satu orang tewas dan puluhan lainnya cedera dalam penindakan keras polisi terhadap demonstran setelah pemilu hari Minggu. Ratusan demonstran telah ditangkap. Polisi menggunakan granat kejut, gas air mata dan meriam air dalam penindakan keras terhadap ribuan demonstran yang turun ke jalan-jalan di ibu kota negara, Minsk, Minggu larut malam.

Para pendukung oposisi, yang meyakini hasil pemilu dimanipulasi, berencana berkumpul di Minsk untuk menggelar protes lagi pada Senin malam.

Berbicara dari markas besarnya, Tsikhanouskaya mengatakan ia tidak mengakui hasil pemilu. "Kita telah menang, karena kita telah mengatasi ketakutan kita, sikap apatis kita dan ketidakpedulian kita,” kata Tsikhanouskaya.

Para pejabat internasional juga mempertanyakan legitimasi pemilu, selain penindakan keras terhadap demonstran.

“Pelecehan dan penindakan keras terhadap demonstran damai tidak punya tempat di Eropa,” kata Ursula von der Leyen, presiden Komisi Uni Eropa dalam cuitan di Twitter. “Saya meminta pihak berwenang Belarusia untuk memastikan bahwa suara dalam pemilu kemari dihitung dan diumumkan secara akurat.”

Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan organisasinya “mengecam kekerasan terhadap demonstran damai.” Ia menambahkan, “Hak-hak fundamental harus dihormati.”

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan ucapan selamat kepada Lukashenko atas kemenangannya pada hari Senin.

Protes digelar di kota-kota Belarusia lainnya termasuk di Gomel, Grodno, Vitebsk dan Brest, di mana gas air mata kabarnya digunakan.[uh/ab]

XS
SM
MD
LG