Unjuk rasa yang dipimpin anggota dari keluarga Jacob Blake dimulai pada Sabtu (29/8) siang di Kenosha, Wisconsin. Mereka menuntut kekerasan oleh polisi dihentikan. Demo itu berlangsung setelah unjuk rasa damai pada malam sebelumnya untuk memprotes penembakan Blake, seorang pria Afrika-Amerika.
Keluarga Blake dan para aktivis menyelenggarakan demo itu sementara satuan Garda Nasional berjaga-jaga. Mereka diperintahkan untuk mencegah kekacauan setelah Kenosha diliputi oleh kerusuhan sebelumnya sebagai tanggapan atas penembakan itu.
“Kami sedih dan marah, tetapi kami berpegang teguh pada tuntutan bagi keadilan,” kata Tanya McLean dalam sebuah pernyataan. Dia adalah sahabat keluarga Blake yang membantu mengorganisasi unjuk rasa ini. Kata Tanya, penembakan Blake bukanlah satu-satunya insiden penembakan.
Blake yang berusia 29 tahun ditembak di sisi belakang sebanyak tujuh kali pada 23 Agustus di depan orang banyak, termasuk anak-anaknya. Akibatnya dia lumpuh. Kota yang mayoritas berpenduduk kulit putih itu kemudian menjadi pusat konflik terbaru setelah sepanjang musim panas ini terjadi protes-protes di seluruh negara menentang kebrutalan polisi dan rasisme yang sistemik.
Penyelidik tak banyak berkomentar tentang penembakan itu. Namun, serikat polisi Kenosha mengatakan, Blake dilengkapi pisau dan menentang polisi meskipun sudah dua kali diusahakan tembakan Taser untuk menjatuhkan dirinya tetapi tidak berhasil. [jm/ft]