Sebuah survey yang dilakukan oleh organisasi nirlaba "Junior Achievement USA” bersama Citizens Financial Group pada bulan Mei lalu mendapati 30 persen dari responden pelajarnya akan menunda kuliah, dan 13 persen lainnya terpaksa mengubah kampus tujuan akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan di Amerika Serikat. Survey tersebut dilakukan pada 1.000 pelajar yang berusia antara 13-18 tahun.
Pandemi Covid-19 juga mengubah berbagai rencana yang biasanya telah direncanakan sejak kelas dua SMA. Kanisha, diaspora Indonesia yang saat ini bersekolah di Winston Churchil High School di negara bagian Maryland, sudah merencanakan tur kampus di sebuah universitas di kota New York.
“Tadinya saya mau ke NYU untuk College Tour. Tapi nggak jadi karena lockdown. Saya masih junior itu kelas dua SMA jadi masih ada waktu lagi tahun depan,” kata Kanisha.
Bagi Anastzio Caballero, siswa kelas tiga SMA di Bishop McNamara High School Maryland, mencari tahu mengenai universitas yang ingin dimasukinya, menawarkan tantangan tersendiri yang tidak biasanya.
Anastazio mengatakan dengan tidak bisanya melihat atau mengunjungi secara langsung beberapa kampus yang dituju dimana semua proses aplikasi, termasuk kunjungan kampus hanya bisa dilakukan online, ia akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap apa yang dikatakan orang lain terhadap kampus tersebut.
Ketika ditanya apakah ada rencana menunda kuliah akibat pandemi ini, Anastazio mengatakan ada kemungkinan untuk menunda kuliah. Semua tergantung pada kondisi keuangan keluarga akibat pandemi ini, dan apakah ia bisa mendapatkan beasiswa. Namun, terbuka juga kemungkinan untuk kuliah di perguruan tinggi komunitas, sebelum melanjutkan ke universitas.
Kecemasan juga sempat dirasakan Ari Respati. Putranya Fatih, mendapatkan beasiswa di Blue Ridge School, Virginia, berkat keahliannya di olahraga bola basket. Kakhawatiran itu terutama ketika Fatih harus kembali ke Indonesia akibat pandemi yang berkepanjangan ini.
“Setelah semakin heboh berita Covid-19 ini, akhirnya sekolahnya memutuskan untuk menutup sampai waktu yang belum ditentukan. Nah di situ kita berpikir ini gimana, karena di situ Fatih bukan hanya sebagai pelajar tapi punya tanggung jawab dan kontrak sebagai atlet kan,” kata Ari Respati.
Namun, kekhawatiran Ari mereda ketika dipastikan bahwa sekolah beserta asramanya akan dibuka kembali dan baru-baru ini dilakukan orientasi secara online mengenai berbagai hal yang akan dilakukan sekolah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Kanisha, seperti halnya banyak pelajar SMA lain, berharap, situasi bisa segera kembali normal.
“Intinya tetap semangat dan ikuti pencegahan agar pandemi ini bisa selesai dan kita bisa kembali melaksanakan apa yang kita rencanakan,” katanya. [ir]