Presiden Perancis Emmanuel Macron, Rabu (2/9),menyampaikan dukungan untuk Irak yang berdaulat dan mengatakan tantangan utama negara itu adalah militan ISIS dan campur tangan asing dalam masalah-masalah Irak.
Macron mengatakan Perancis juga mendukung upaya Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi untuk "menormalisasi" semua angkatan bersenjata. Dia merujuk pada sebagian besar kelompok milisi Syiah yang didukung Iran Dan mengungkapkan hal itu selama kunjungan ke Baghdad.
"Kita akan tetap berkomitmen karena perang melawan ISIS masih berlangsung, namun ini harus dalam konteks kesepakatan dan protokol yang menghormati kedaulatan Irak," katanya pada konferensi pers bersama Kadhimi, di Baghdad.
Kunjungan Macron merupakan kunjungan pertama seorang pemimpin Barat ke Irak sejak Kadhimi menjabat pada Mei sebagai kepala pemerintahan ketiga dalam periode 10 minggu yang kacau setelah kerusuhan selama berbulan-bulan di negara yang lelah akibat perang dengan militan Islamis, korupsi dan kehancuran ekonomi.
Kadhimi ditunjuk memimpin pemerintahan yang bertugas mengorganisasi pemilu dini, yang menjadi tuntutan utama pengunjuk rasa anti-pemerintah. Para pedemo melakukan demonstrasi massal selama berbulan-bulan tahun lalu. Ia sebelumnya sudah menyerukan pemilu diadakan bulan Juni.
Irak juga berjuang untuk mengatasi benturan kepentingan regional dari dua sekutu utamanya, Amerika dan Iran.
Para pejabat Perancis mengatakan Perancis khawatir dengan kebangkitan kembali militan ISIS di Irak yang mengambil keuntungan dari ketidakpastian politik dan persaingan antara Iran dan Amerika.
ISIS, yang pernah menguasai sepertiga wilayah Irak, umumnya sudah dikalahkan di Irak tetapi terus melakukan penyergapan, pembunuhan, dan pemboman.
"Perang melawan ISIS belum selesai ... kita akan terus bekerja sama dalam kerangka koalisi anti-ISIS," kata Macron setelah bertemu dengan Presiden Irak Barham Salih.
"Tantangan kedua adalah ... berbagai gangguan asing yang telah berlangsung selama beberapa tahun."
Macron juga membahas kerja sama energi dengan Kadhimi dan bekerja sama dalam proyek nuklir yang bisa mengatasi kekurangan listrik kronis di Irak serta dukungan Perancis untuk membangun kereta api metro di Baghdad. [my/pp]