Tautan-tautan Akses

Pemimpin Oposisi Belarus Kecam Pertemuan Lukashenko dengan Putin


Pemimpin oposisi Belarus, Sviatlana Tsikhanouskaya, berbicara di hadapan anggota komunitas Belarus di Vilnius, Lituania, 11 September 2020.
Pemimpin oposisi Belarus, Sviatlana Tsikhanouskaya, berbicara di hadapan anggota komunitas Belarus di Vilnius, Lituania, 11 September 2020.

Pemimpin oposisi Belarus dan pembela hak asasi manusia Sviatlana Tsikhanouskaya menyesalkan Presiden Alexander Lukashenko yang bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pertemuan itu berlangsung ketika sebuah organisasi HAM terkemuka menuduh pasukan keamanan Belarus secara ilegal menangkap ribuan warga dan menyiksa ratusan lainnya.

Kedua pemimpin otoriter itu bertemu pada Senin (14/9) di sebuah resor Laut Hitam di Sochi di mana Putin memberi pemerintah Belarus pinjaman $1,5 miliar ketika kerusuhan sedang berlangsung di negara itu. Keduanya pertama kali bertemu sejak protes massal merebak setelah Lukashenko kembali terpilih untuk masa jabatan keenam dalam pemilihan yang dianggap curang di Belarus.

“Kami, rakyat Belarus, dalam situasi ini sangat menyesalkan dukungan Putin terhadap diktator dan bukan rakyat Belarus,” kata Tsikhanouskaya, Rabu (16/9), dalam sebuah wawancara dengan VOA. “Ia melihat yang terjadi dan kami adalah mayoritas di Belarus. Kami tidak lagi ingin hidup di bawah pemerintahan ini.”

Ribuan warga mengambil bagian dalam enam minggu protes yang dipicu oleh tindakan brutal pemerintah tak lama setelah pemilihan Lukashenko pada 9 Agustus lalu disengketakan sehingga mengakibatkan penahanan hampir 7.000 orang, dengan kematian sedikitnya tiga orang dan ratusan lainnya terluka.

Tsikhanouskaya, saingan Lukashenko dalam pemilu yang meninggalkan negaranya, bersama beberapa pemimpin oposisi lainnya menyatakan tidak mengakui Lukashenko sebagai presiden yang sah dan pertemuannya dengan Putin lebih lanjut membuktikan perlunya perubahan "setelah pemilihan umum baru yang adil ketika presiden baru berkuasa.”

Putin mengakui legitimasi Lukashenko sebagai pemimpin, meskipun banyak demo yang sedang berlangsung di Belarus.

Kepada VOA Tsikhanouskaya menuntut pertanggungjawaban bagi mereka yang melakukan kejahatan terhadap para pengunjuk rasa.

"Semua yang turut serta dalam pemukulan massal, penyiksaan setelah 9 Agustus harus diadili. Pengadilan yang adil setelah pemilu karena sistem peradilan pasti akan berubah," kata Tsikhanouskaya lebih lanjut.

"Dan setiap orang yang terlibat harus dihukum, karena warga tidak akan memaafkan bahkan pemimpin yang baru sekalipun, jika kejahatan itu tidak mendapat hukuman," imbuhnya.

Sejumlah partai oposisi, Amerika Serikat, dan Uni Eropa menuduh pemilu itu curang.

Lukashenko membantah tuduhan kecurangan itu dan menyalahkan kerusuhan karena campur tangan negara-negara Barat. Minggu ini kantor berita Rusia mengutip Lukashenko yang menyatakan tidak ada hal yang harus dibicarakan dengan pihak oposisi, dan ia terbuka dengan reformasi konstitusi dan kemungkinan pemilihan presiden baru.

Selama pertemuannya dengan Lukashenko, Putin mendukung rencana amandemen konstitusi Belarus untuk meletakkan dasar bagi pemilihan baru. [mg/pp]

Recommended

XS
SM
MD
LG