Perusahaan farmasi Pfizer mengatakan uji coba tahap akhir vaksin COVID-19 yang potensial mengisyaratkan bahwa tingkat keefektifannya mencapai 90 persen.
Ketua dan CEO Pfizer, Albert Bourla, bersama mitranya, BioNTech, menyampaikan pengumuman itu Senin (9/11) terkait studi tahap akhir Fase 3 terhadap vaksin tersebut. Pernyataan itu mengatakan studi memperlihatkan vaksin itu lebih dari 90 persen efektif dalam mencegah virus pada peserta yang sebelumnya belum pernah terinfeksi.
Analisis itu dilakukan oleh dewan pemantau data independen, yang memeriksa 94 infeksi yang tercatat sejauh ini dalam studi yang melibatkan hampir 44.000 orang di AS dan lima negara lain.
Dalam pernyataannya, Bourla mengatakan hasilnya menunjukkan vaksin itu bisa membantu mencegah COVID-19 pada sebagian besar orang yang menerimanya. Namun, ia memperingatkan bahwa meskipun ini merupakan langkah pertama yang penting, hasil ini saja belum akan memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk mengajukan ijin penggunaan darurat kepada Badan Pangan dan Obat-obatan (FDA).
Dia mengatakan data tambahan mengenai keamanan juga diperlukan. Ditambahkannya, "Kami terus mengumpulkan data keamanan sebagai bagian dari studi klinis kami yang masih berlanjut."
Pakar penyakit menular AS, Dr. Anthony Fauci, pernah mengatakan ia mencari vaksin dengan tingkat keamanan 70 hingga 75 persen dan bahwa 50 persen tidak dapat diterima.
Lewat Twitter, Presiden Donald Trump mencuit tentang kemajuan vaksin Pfizer itu, menyebutnya "KABAR SANGAT BAIK," dan bahwa bursa saham "NAIK BANYAK" sebagai akibatnya.
Presiden terpilih Joe Biden memuji perkembangan itu dalam pernyataan Senin (9/11) tapi memperingatkan bahwa "akhir dari perjuangan melawan COVID-19 masih berbulan-bulan lagi."
Kabar itu muncul sementara para produsen obat dan pusat-pusat riset di seluruh dunia berjuang membuat vaksin yang aman dan ampuh guna mengakhiri pandemi virus corona yang telah menewaskan lebih dari 1.25 juta orang di seluruh dunia, menurut Universitas Johns Hopkins. [vm/lt]