Presiden Turki Tayyip Erdogan, Minggu (22/11), mengatakan negaranya menganggap diri sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari Eropa, tetapi tidak akan menyerah pada serangan dan standar ganda. Turki adalah kandidat resmi untuk keanggotaan Uni Eropa.
"Kami melihat diri kami sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Eropa. Tetapi, ini tidak berarti bahwa kami akan tunduk pada serangan terbuka terhadap negara dan bangsa kami, ketidakadilan terselubung dan standar ganda," ujar Erdogan dalam pidato kepada anggota Partai AK.
Kegiatan pengeboran Turki di bagian yang disengketakan di timur Laut Tengah telah meningkatkan ketegangan dengan Uni Eropa karena Turki terlibat perselisihan dengan Yunani dan Siprus mengenai batas wilayah laut dan sumber daya hidrokarbon mereka.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan bulan ini bahwa retorika Turki terhadap Siprus memperburuk ketegangan dengan Uni Eropa dan Turki harus memahami bahwa perilakunya "memperluas pemisahannya" dari blok itu.
Kanselir Jerman Angela Merkel, Kamis (19/11), mengatakan Uni Eropa akan membahas upaya Turki mengeksplorasi gas alam di perairan yang diperebutkan di timur Laut Tengah pada pertemuan puncak Desember nanti.
Turki baru-baru ini memperpanjang pekerjaan survei seismik yang dilakukan kapal Oruc Reis di timur Laut Tengah yang disengketakan hingga 29 November, menurut pemberitahuan angkatan laut negara itu.[ka/lt]