Polisi Tunisia menampar dan menangkap seorang jurnalis foto yang bekerja malam hari meski memiliki izin berada di luar ketika jam malam diberlakukan, asosiasi pers nasional menyatakan, Rabu (27/1), di tengah kritikan terkait penanganan protes yang dilakukan pasukan keamanan.
Islem Hkiri, seorang fotografer lepas, dituduh melanggar jam malam dan menyerang seorang pegawai pemerintah.
Islem sebelumnya mempublikasikan foto-foto yang menunjukkan polisi menggunakan semprotan merica dalam gelombang protes baru-baru ini di Tunisia, negara demokrasi sejak revolusi 2011 yang mengilhami "Arab Spring." Para pengunjuk rasa mengecam perlakuan yang tidak adil dan tindakan keras polisi.
Pasukan keamanan telah menangkap lebih dari 1.200 orang, termasuk mereka yang kebanyakan berusia di bawah 18 tahun, dan menggunakan gas air mata terhadap para demonstran. Meski protes siang hari sebagian besar berlangsung damai, demonstrasi pada malam hari berulang kali melibatkan sejumlah bentrokan dengan polisi dan beberapa penjarahan.
Asosiasi jurnalis mengutuk kekerasan oleh polisi dan meminta Kementerian Dalam Negeri untuk segera melakukan penyelidikan.
Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri menyatakan tidak bisa mengomentari kasus yang sedang ditangani pengadilan.
Seorang pejabat pengadilan belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan.
Organisasi HAM Tunisia mengkritik penanganan agresif pihak kepolisian terhadap para pengunjuk rasa dan penangkapan beberapa blogger. Kelompok oposisi dan sejumlah aktivis juga mengkritik langkah-langkah pengamanan yang belum pernah terjadi dan pembatasan atas kebebasan untuk berdemonstrasi, dan penutupan jalan-jalan di ibu kota guna mencegah protes pada hari Selasa. [mg/ka]