Kanselir Jerman Angela Merkel, Kamis (25/3) mempertahankan keputusan Uni Eropa terkait pembatasan ekspor vaksin virus corona untuk memastikan blok di kawasan itu dapat mencukupi kebutuhan rakyatnya sendiri.
Berbicara kepada majelis rendah parlemen Jerman, Bundestag, Merkel menyoroti pentingnya Uni Eropa memproduksi sendiri vaksin COVID-19 karena negara-negara lain tidak mengekspor vaksin tersebut.
Merkel mengemukakan, "Sekarang kita amati bahwa beberapa lokasi manufaktur Inggris hanya memproduksi vaksin untuk Inggris dan Amerika Serikat dan tidak mengekspor. Jadi, kita bergantung pada produksi di dalam Uni Eropa."
Komentar itu muncul menjelang pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa yang dijadwalkan Kamis malam yang menurut akan membahas bagaimana memastikan lebih banyak vaksin yang diproduksi Eropa sendiri.
Komisi Uni Eropa hari Rabu memberi tanggapan atas ancaman dari Presiden Komisi Ursula von Der Leyen, yang mengatakan pihaknya mengusulkan aturan ekspor baru berdasarkan azas "timbal balik dan berimbang," yang dimaksudkan untuk mengekspor hanya ke negara-negara yang telah melakukan ekspor ke Uni Eropa.
Aturan baru yang diusulkan itu tampaknya ditujukan kepada Inggris karena beberapa pejabat Uni Eropa mencatat bahwa mereka telah mengekspor 10 juta dosis vaksin. Inggris sama sekali tidak mengekspor vaksin ke Uni Eropa. Langkah itu dilaporkan mendorong pembicaraan antara kedua belah pihak untuk mencapai sebuah kompromi.
Kepada para anggota parlemen, Merkel mengatakan lebih banyak vaksin dan vaksinasi merupakan jalan keluar dari krisis. Dia juga mendesak masyarakat Jerman untuk melakukan vaksinasi dan memenuhi jadwal vaksinasi mereka. [mg/lt]