Lebih dari 30% orang dewasa Amerika, atau sekitar 78,5 juta, sepenuhnya telah divaksinasi untuk COVID-19, menurut data baru yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC).
CDC mengatakan 48% orang dewasa telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, dan demikian halnya 80% lansia, yang paling rentan dengan efek berbahaya dari virus corona. Enam puluh empat persen lansia telah divaksinasi penuh.
CDC juga melaporkan terjadinya sekitar 5.800 kasus orang yang telah divaksinasi tetapi masih tertular virus.
“Semua vaksin yang tersedia telah terbukti efektif mencegah penyakit parah, rawat inap dan kematian,” kata badan itu dalam sebuah pernyataan. “Namun, seperti halnya vaksin lain, kami perkirakan ribuan kasus orang yang telah divaksinasi dan masih tertular akan terjadi, meskipun vaksin tersebut bekerja seperti yang diharapkan.”
Data CDC itu muncul di tengah penghentian sementara pemberian vaksin Johnson & Johnson.
Komite penasihat imunisasi CDC mengadakan pertemuan darurat Rabu (14/4), satu hari setelah CDC dan Badan Pengawasan Pangan dan Obat-Obatan (Food and Drug Administration/FDA) mengeluarkan pernyataan bersama yang merekomendasikan penghentian sementara setelah enam wanita berusia antara 18 dan 48 tahun mengalami pembekuan darah yang dikenal sebagai trombosis sinus vena serebral dalam waktu enam sampai 13 hari setelah diinokulasi. Seorang wanita meninggal, sementara seorang lainnya dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.
Enam kasus tersebut termasuk di antara lebih dari 7 juta inokulasi Johnson & Johnson di seluruh Amerika.
Baik vaksin AstraZeneca maupun Johnson & Johnson dikembangkan dengan menggunakan apa yang disebut adenovirus untuk membawa DNA ke dalam sel manusia yang menghasilkan sistem kekebalan tubuh untuk menangkal virus corona. [lt/em]