Negara-negara kuat di dunia melanjutkan pembicaraan pada Selasa (27/4) di Wina, Austria, terkait upaya menghidupkan kembali persetujuan nuklir 2015 dengan Iran.
Persetujuan itu bermaksud membendung program pengembangan nuklir Iran serta mengikutsertakan Amerika Serikat kembali setelah mantan Presiden Trump secara unilateral menarik Amerika pada 2018.
Presiden Joe Biden berniat untuk bergabung kembali dalam pakta yang akan mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.
Selama ini Amerika tidak ikut dalam perundingan seputar Joint Comprehensive Plan For Action, atau JCPOA 2015 itu. Namun, diplomat dari negara lain yang ikut menandatangani pakta itu, Rusia, China, Inggris, Jerman, dan Perancis, mewakili kepentingan Amerika dalam pembicaraan itu.
Teheran, akibat pemberlakuan kembali sanksi Amerika menyaksikan ekonominya goncang. Pasca penarikan Amerika itu, Iran meningkatkan usahanya untuk memurnikan dan menaikkan stok uraniumnya dengan harapan, negara-negara lain penandatangan JCPOA akan menyediakan bantuan ekonomi, sebagai imbalan penghentian pengayaan uranium itu.
Fokus dari pembicaraan baru ini adalah sejauh mana Amerika bersedia melonggarkan sanksi ekonominya dan bagaimana Iran akan kembali patuh pada syarat-syarat JCPOA 2015 itu. [jm/ps]