Sementara gambar-gambar yang menunjukkan India berjuang melawan gelombang COVID-19 yang mematikan beredar di seluruh dunia, pemerintahan Biden menanggapi krisis tersebut.
Amerika Serikat (AS) mengirimkan persediaan seperti alat pelindung diri (APD), oksigen, alat uji, masker, dan lain sebagainya. Perjalanan dari India ke AS akan dibatasi mulai Selasa (4/5) ini.
“Kami prihatin dengan variannya. Kami khawatir dengan penyebarannya. Kami prihatin dengan hilangnya nyawa dan juga semua efek sekunder yang muncul selagi pandemi ini berkecamuk di luar kendali di India," kata Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional AS, dalam acara “This Week" di jaringan televisi ABC
Menurut pusat data virus corona Universitas Johns Hopkins, di India saat ini terdapat lebih dari 19 juta kasus terkonfirmasi dan lebih dari 215 ribu kematian.
Lebih dari sepertiga orang Amerika telah divaksinasi penuh untuk melawan COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Dengan beberapa negara bagian mengatakan mereka memiliki cukup vaksin, pemerintahan Biden mengatakan akan berbagi dengan negara-negara yang membutuhkan bantuan, 60 juta dosis vaksin AstraZeneca yang belum disetujui di AS.
Para pakar kesehatan masyarakat mengatakan AS harus melakukan apa yang bisa dilakukan untuk membantu India dan negara-negara lain yang sedang berjuang.
“Kita harus membantu India mengendalikan ini karena berbagai alasan. Tentu saja kemanusiaan; ada masalah geopolitik; tetapi dari sudut pandang kesehatan masyarakat murni, wabah besar itu juga merupakan lahan subur untuk munculnya lebih banyak varian," ujar Dr. Ashish Jha, dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Brown, dalam acara "This Week" di ABC.
Kepala staf Biden, Ron Klain, mengatakan dalam acara jaringan televisi CBS News “Face the Nation,” bahwa Amerika telah mengirimkan bahan mentah yang dibutuhkan India dalam jumlah yang cukup untuk membuat 20 juta dosis vaksin Oxford-AstraZeneca versi India.
Sebagian anggota Kongres Amerika Serikat, yang dipimpin oleh Senator Vermont, Bernie Sanders, mengatakan pemerintah harus melonggarkan aturan paten sehingga negara-negara lain dapat dengan cepat memproduksi versi generik dari vaksin itu, langkah yang ditentang oleh perusahaan farmasi, dengan alasan kemungkinan masalah keamanan.
Pemerintahan Biden akan segera mengumumkan “bagaimana kita bisa membuat vaksin ini didistribusikan lebih luas, lebih banyak lisensi, dan lebih banyak dibagikan,” kata Klain. [lt/ka]