Tautan-tautan Akses

Gedung Putih: AS “Lewati Titik Kritis” Penanganan Pandemi


Warga AS antre untuk menerima vaksinasi COVID-19 di Temple University, Philadelphia, PA. (foto: dok).
Warga AS antre untuk menerima vaksinasi COVID-19 di Temple University, Philadelphia, PA. (foto: dok).

Koordinator Satuan Tugas Penanganan Virus Corona Gedung Putih Jeffrey Zients hari Minggu (9/5) mengatakan kepada stasiun televisi CNN bahwa Amerika “sedang melawati titik kritis” dan mulai berhasil melawan pandemi virus corona.

Zients mengatakan Amerika “memiliki cukup pasokan vaksin bagi seluruh warga Amerika,” meskipun jumlah vaksinasi harian saat ini anjlok menjadi 2,1 juta orang, atau turun 40% dibanding puncak laju vaksinasi bulan lalu.

Zients menjelaskan bahwa 58% dari warga berusia 18 tahun atau lebih di Amerika – atau hampir 149 juta orang – telah menerima sedikitnya satu dosis vaksin. Presiden Joe Biden berharap akan mencapai 70% pada 4 Juli nanti ketika Amerika memperingati Hari Kemerdekaan.

Zients mengatakan Amerika sudah berada “di jalur” untuk menjadi “semakin lebih aman, semakin lebih dekat pada kondisi normal.” Tetapi ia mengakui bahwa “setiap orang kini lelah” akan pembatasan sosial yang diberlakukan karena pandemi ini, dan mengatakan “mengenakan masker jadi menyebalkan.”

Ia mendorong warga Amerika yang belum divaksinasi untuk mau divaksinasi, juga untuk “meningkatkan kewaspadaan” dan mengenakan masker ketika berada di tengah kerumunan massa. “Ayo tetap waspada,” tegasnya.

Ditambahkannya, meskipun jumlah warga Amerika yang divaksinasi pada 4 Juli nanti mencapai 70% dari total penduduk, negara itu akan terus melakukan vaksinasi sebanyak mungkin orang, dan jika diperlukan akan ditambah suntikan penguat; yang diharapkan akan tersedia dalam kurun waktu 1,5 tahun atau lebih dari saat ini.

Masih Ada 20% Warga AS Tolak Divaksinasi

Secara keseluruhan 112,6 juta warga Amerika sudah divaksinasi penuh – atau divaksinasi dua dosis vaksin yang dikembangkan Pfizer-BioNTeach atau Moderna. Tetapi jajak pendapat menunjukkan bahwa sekitar 20% warga Amerika yang kerap mendukung mantan presiden Donald Trump mengatakan mereka tidak bersedia divaksinasi. Hal ini secara keseluruhan menyulitkan upaya meningkatkan jumlah orang yang divaksinasi.

Seorang pekerja medis menyiapkan jarum suntik dengan dosis vaksin COVID-19 Johnson & Johnson (foto: dok). Sekitar 20% warga AS menolak untuk divaksinasi.
Seorang pekerja medis menyiapkan jarum suntik dengan dosis vaksin COVID-19 Johnson & Johnson (foto: dok). Sekitar 20% warga AS menolak untuk divaksinasi.

Fauci: Permudah Proses Vaksinasi & Libatkan Orang Terpercaya Untuk Sosialisasi Vaksinasi

Dalam program “This Week” di stasiun televisi ABC, Dr. Anthony Fauci, kepada penasihat medis Presiden Joe Biden dan salah seorang pakar penyakit menular terkemuka di Amerika – mengatakan salah satu faktor utama meningkatkan jumlah orang yang divaksinasi adalah dengan “menjadikan proses vaksinasi semudah mungkin,” misalnya dengan meningkatkan jumlah lokasi vaksinasi tanpa membuat janji atau appointment, dan vaksinasi secara langsung di apotik atau dikenal sebagai walk-in vaccinations.

Ia mengatakan Amerika juga membutuhkan “pemberi pesan yang dapat dipercaya,” seperti dokter keluarga, bintang olahraga, rohaniwan, untuk menyebarluaskan informasi tentang urgensi vaksinasi.

Saat ini ada sekitar 43.000 kasus virus corona baru setiap hari. “Kita harus membuatnya lebih rendah lagi,” tegas Fauci.

Menurut John Hopkins University, sejak pandemi virus mematikan ini melanda Amerika pada Maret 2020, lebih dari 581.000 orang telah meninggal dunia dan hampir 32,7 juta orang terjangkit; angka yang jauh lebih besar dibanding negara mana pun di dunia. [em/lt]

XS
SM
MD
LG