Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyerukan PBB untuk segera mengambil langkah konkret menghentikan kekerasan dan aksi militer Israel, memastikan akses kemanusiaan dan perlindungan warga sipil, serta mendorong negosiasi multilateral yang kredibel karena sesungguhnya “masyarakat internasional berutang pada bangsa Palestina.”
Hal ini ditegaskannya ketika berbicara di sidang Majelis Umum PBB di New York hari Kamis (20/5), yang dihadiri puluhan diplomat dan Sekjen PBB Antonio Guterres.
“Tanggung jawab utama kita adalah menyelamatkan nyawa,” ujar Retno,”karena setiap menit yang kita lewatkan di sini untuk berbicara, pada saat yang sama berarti hilangnya nyawa rakyat Palestina.”
Retno secara terang-terangan menyebut Israel sebagai “negara penjajah” dan menggarisbawahi bahwa “konflik yang terjadi bersifat asimetris, antara Israel – negara penjajah dan penindas – dengan bangsa Palestina, yang diduduki, yang terus menerus ditindas. Penjajahan adalah inti masalahnya.”
Ditambahkannya, “Kita harus menghentikan upaya sistematis negara penjajah yang bisa saja tidak menyisakan apapun untuk dirundingkan. Kita tidak dapat membiarkan bangsa Palestina kehilangan pilihannya dan menerima ketidakadilan sepanjang hidupnya.”
Utusan Israel: Hamas Menarget Warga Sipil, Israel Menarget Teroris
Berbicara di forum yang sama, Utusan Tetap Israel Untuk PBB Giland Erdan menyindir PBB karena berupaya “menekan Israel dan memberi organisasi teroris sebuah peluang.” “Apakah ini tujuan pembentukan PBB? Apakah ini prioritas PBB sekarang? Perdebatan di Majelis Umum ini selalu diwarnai dengan penipuan dan kebohongan.”
Erdan berupaya memaparkan krisis yang terjadi saat ini dengan mengatakan “Hamas menarget warga sipil. Israel menarget teroris. Israel melakukan setiap upaya untuk mencegah jatuhnya korban sipil. Hamas melakukan setiap upaya untuk meningkatkan korban sipil, warga Israel dan Palestina. Israel menggunakan rudal-rudalnya untuk melindungi anak-anaknya. Hamas menggunakan anak-anaknya untuk melindungi rudal mereka.”
Erdan juga menuding Hamas telah dengan sengaja mencelakakan warganya sendiri karena “setiap 100 roket yang ditembakkan Hamas ke arah Israel, sekitar 25 roket jatuh di Gaza, menimbulkan kematian dan kehancuran bagi warganya sendiri.” Sementara menurutnya serangan Israel sangat terukur.
Hamas Kirim Surat ke Presiden Jokowi
Dalam perkembangan lainnya, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo. Dalam surat tertanggal 18 Mei itu, Haniyeh memaparkan hal-hal yang memicu Hamas menembakkan rudal ke Israel, antara lain karena pengusiran 28 keluarga Palestina di permukiman Sheikh Jarrah, penutupan salah satu gerbang utama menuju ke Masjid Al Aqsa, dan serangan brutal terhadap jemaah masjid pada bulan suci Ramadan.
Haniyeh meminta Presiden Joko Widodo untuk “memobilisir dukungan negara-negara Arab, Islam dan internasional untuk mendukung, serta mengambil sikap yang jelas dan tegas untuk segera mengakhiri agresi dan teror Israel terhadap Jalur Gaza yang sudah terkepung, mengakhiri semua pelanggaran di Yerusalem, dan menjauhkan Israel dari Masjid Al Aqsa dan mengijinkan warga dapat beribadah dengan bebas.”
Belum diperoleh informasi apakah Presiden Joko Widodo telah membalas surat itu atau tidak.
Perjanjian Gencatan Senjata akan Segera Tercapai?
Mengutip seorang pejabat senior Israel yang tidak disebut namanya, suratkabar New York Times hari Kamis melaporkan bahwa “Israel dan Hamas tampaknya akan mencapai gencatan senjata dalam dua hari mendatang.” Gencatan senjata ini akan berlangsung dalam beberapa tahap, mulai dari penghentian seluruh serangan Israel terhadap infrastruktur dan fasilitas Hamas, dan diakhirinya upaya Israel untuk membunuh anggota-anggota senior Hamasl; juga dihentikannya peluncuran roket Hamas ke kota-kota Israel dan dihentikannya penggalian terowongan bawah tanah ke arah Israel serta demonstrasi yang bergulir menjadi kekerasan di perbatasan Israel-Gaza.
Hingga laporan ini disampaikan sedikitnya 230 warga Palestina tewas – termasuk di antaranya 65 anak-anak. Sementara di pihak Israel, sedikitnya 12 orang tewas. [em/jm]