Tautan-tautan Akses

Masih Pandemi, Pemerintah Batal Berangkatkan Jemaah Haji Tahun Ini


Umat muslim berdoa selama salat subuh pertama di bulan suci Ramadhan, di sekitar Ka'bah, bangunan kubik di Masjidil Haram. (Foto: AP/Amr Nabil)
Umat muslim berdoa selama salat subuh pertama di bulan suci Ramadhan, di sekitar Ka'bah, bangunan kubik di Masjidil Haram. (Foto: AP/Amr Nabil)

Pemerintah kembali memutuskan untuk tidak memberangkatkan jemaah haji tahun ini karena pandemi COVID-19 masih mengkhawatirkan dan bisa mengancam keselamatan jemaah.

“Karena masih pandemi dan demi keselamatan jemaah, pemerintah memutuskan bahwa tahun ini tidak memberangkatkan kembali jemaah haji Indonesia,” tegas Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Kamis (3/6), dalam konferensi pers daring.

Pembatalan tersebut, menurut Yaqut, tertuang dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 660 Tahun 2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1442 H/2021 M.

Pembatalan keberangkatan jemaah ini berlaku untuk seluruh warga negara Indonesia (WNI), baik dengan kuota haji Indonesia maupun kuota haji lainnya. Jemaah haji, reguler dan haji khusus, yang telah melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) tahun 1441 H/2020 M, akan menjadi jemaah haji pada penyelenggaraan ibadah haji 1443 H/2022 M.

Yaqut memastikan keputusan tersebut diambil melalui kajian yang mendalam yang melibatkan sejumlah instansi pemerintahan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sejumlah organisasi masyarakat Islam.

Belum Turun

Pemerintah menilai pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia dan Arab Saudi, dapat mengancam keselamatan jemaah. Ditambah lagi, jumlah kasus baru COVID-19 di Tanah Air dan sebagian negara lain dalam sepekan terakhir masih belum menunjukkan penurunan yang signifikan.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qouma. (Foto: Facebook/Yaqut Cholil Qoumas)
Menteri Agama Yaqut Cholil Qouma. (Foto: Facebook/Yaqut Cholil Qoumas)

Kementerian Agama mencontohkan per 1 Juni kasus harian di Arab Saudi mencapai 1,251 kasus dan di Indonesia mencapai 4,824 kasus. Demikian juga dengan negara tetangga di ASEAN, seperti Malaysia yang mencatat kasus harian lebih dari 7,000 per 1 Juni. Singapura memutuskan tidak memberangkatkan jemaah haji meski hanya mencatat 18 kasus harian.

“Ini semua menjadi dasar pertimbangan dalam menetapkan kebijakan. Apalagi, tahun ini juga ada penyebaran varian baru COVID-19 yang berkembang di sejumlah negara,” jelas Menag.

Belum Terima Undangan

Yaqut juga memastikan hingga Kamis (3/6), pemerintah Arab Saudi belum mengundang Pemerintah Indonesia untuk membahas dan menandatangani Nota Kesepahaman tentang Persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1442 H/2021 M.

Umat Muslim berdoa di sekitar Ka'bah, tempat suci di kompleks Masjidil Haram di kota Mekkah Saudi selama hari pertama bulan suci puasa Ramadhan pada 13 April 2021. (Foto: AFP)
Umat Muslim berdoa di sekitar Ka'bah, tempat suci di kompleks Masjidil Haram di kota Mekkah Saudi selama hari pertama bulan suci puasa Ramadhan pada 13 April 2021. (Foto: AFP)

"Ini bahkan tidak hanya Indonesia, tapi semua negara. Jadi sampai saat ini belum ada negara yang mendapat kuota, karena penandatanganan Nota Kesepahaman memang belum dilakukan," tegas Yaqut.

Ketidakpastian ini berdampak pada persiapan penyelenggaraan ibadah haji, di antaranya kontrak penerbangan, pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih), akomodasi dan transportasi di Saudi karena belum ada kepastian besaran kuota. Padahal, kata Yaqut, hal tersebut biasanya diatur dan disepakati dalam kesepakatan (Memorandum of Understanding/MoU) antara negara pengirim jemaah dengan Saudi.

"Padahal, dengan kuota 5 persen dari kuota normal saja, waktu penyiapan yang dibutuhkan tidak kurang dari 45 hari," tegasnya.

Hal lain yang menjadi pertimbangan pemerintah adalah dampak dari penerapan protokol kesehatan yang diberlakukan secara ketat oleh Saudi karena situasi pandemi.

DPR dan MUI Sepakat

Sementara itu, ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto mengatakan Komisinya tahu persis dan terlibat dalam segala persiapan di dalam negeri untuk memberangkatkan jamaah haji tahun ini.

Dia menambahkan persiapan pemerintah sudah sangat baik.

Namun, lanjut Yandri, dengan berat hati Komisi VIII sudah bersepakat dengan pemerintah untuk membatalkan pemberangkatan jamaah haji karena alasan pandemi COVID-19.

Pemandangan di Masjidi Haram di Saudi Arabia. (Foto: AP)
Pemandangan di Masjidi Haram di Saudi Arabia. (Foto: AP)

Yandri menegaskan tidak benar kabar yang beredar yang menyebutkan Indonesia tidak bisa mengirim jamaah haji tahun 2021 ini karena perintah berutang kepada Arab Saudi. Dia menekankan dana jamaah haji sangat aman.

Menanggapi keputusan pemerintah itu, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan memuji hal tersebut. Dia menilai itu merupakan usaha pemerintah buat menjaga keselamatan jiwa calon jamaah haji dan merupakan hal yang utama.

Amirsyah meminta para calon jamaah haji untuk memaklumi kebijakan pemerintah itu. Dia berharap kesabaran dan ketabahan semua calon jamaah haji akan membawa hikmah. [ah/fw/au/ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG