Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beberapa negara menekan Rusia, Rabu (23/6), agar terus mengizinkan penggunaan satu-satunya penyeberangan perbatasan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke wilayah pemberontak Suriah di Idlib.
“Saya mengimbau dengan sangat para anggota Dewan agar mencapai konsensus yang mengijinkan operasi lintas perbatasan sebagai jalur penting untuk menyalurkan bantuan satu tahun lagi,” kata Sekretaris Jenderal Antonio Guterres kepada Dewan Keamanan, seperti dilansir oleh kantor berita AFP.
Sejak awal tahun, sekutu Suriah Rusia telah menentang perpanjangan lebih lanjut izin operasi penyeberangan perbatasan itu. Menurut beberapa diplomat, Rusia bahkan tidak akan segan untuk menggunakan hak veto atas masalah tersebut.
Negosiasi telah dilakukan untuk rancangan resolusi yang diajukan oleh Irlandia dan Norwegia, dua anggota tidak tetap Dewan Keamanan. Pemungutan suara untuk rancangan resolusi itu harus dilakukan sebelum berakhirnya otorisasi bagi PBB untuk menggunakan jalur itu pada 10 Juli.
Akses lintas perbatasan itu memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau sekitar 3-4 juta orang yang tinggal di wilayah Idlib. Namun, Rusia mengatakan ada alternatif selain penyeberangan perbatasan, yakni pengiriman bantuan melalui garis depan dari Damaskus.
Namun, PBB dan negara-negara Barat membantahnya, dan menunjukkan bahwa birokrasi dan kondisi politik membuat pengiriman bantuan kemanusiaan tidak bisa dilakukan melalui rute itu. [lt/mg]