Presiden AS Joe Biden mengatakan misi militer AS di Afghanistan akan berakhir pada 31 Agustus.
Pernyataan Biden di Gedung Putih, Kamis (8/7), disampaikan setelah ia dan Wakil Presiden Kamala Harris bertemu dengan para pemimpin keamanan nasional mengenai informasi terbaru terkait penarikan pasukan itu.
Militer AS, Selasa (6/7) mengumumkan proses penarikan sudah 90% lebih selesai. Para pejabat mengatakan seluruh proses diharapkan selesai pada akhir Agustus. Pasukan NATO juga mengikuti penarikan tersebut dan sebagian besar sudah meninggalkan negara itu.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan Rabu (7/7) mengatakan Amerika mendukung negosiasi diplomatik untuk menyelesaikan konflik di Afghanistan, dan setelah penarikan militer, AS bermaksud mempertahankan kehadiran diplomatik dan kemanusiaan di negara itu.
“Salah satu alasan presiden membuat keputusan yang dilakukannya adalah karena ia tidak merasa ada solusi militer untuk perang yang sudah berlangsung selama 20 tahun,” kata Psaki.
Pejuang Taliban telah membuat kemajuan teritorial yang cepat di Afghanistan sejak 1 Mei, ketika Amerika dan sekutu NATO secara resmi mulai menarik pasukan terakhirnya dari negara itu. Para pemberontak sejak itu telah menguasai setidaknya 150 dari 400 lebih distrik Afghanistan.
Pihak berwenang di Afghanistan, Rabu mengatakan, pasukan pro-pemerintah telah mendorong mundur gerilyawan Taliban dari bagian kota barat laut dan merebut kembali kendali atas gedung-gedung resmi setelah bentrokan sengit selama berjam-jam.
Pertempuran meletus di beberapa bagian Qala-e-Naw, ibu kota provinsi Badghis, setelah Taliban menyerangnya semalam dari berbagai arah.
Penduduk dan pejabat mengatakan gerilyawan menerobos masuk ke kota, mengambil alih instalasi keamanan utama, termasuk markas besar polisi provinsi, dan membebaskan sekitar 600 narapidana dari penjara pusat. [my/jm]