Komando Pusat Amerika Serikat (AS), Selasa (6/7), mengatakan penarikan pasukan militer Amerika dari Afghanistan sudah mencapai 90 persen.
Kabar ini disampaikan beberapa hari setelah pasukan AS dan internasional meninggalkan pangkalan udara Bagram, yang selama 20 tahun telah menjadi pusat komando Amerika untuk menyingkirkan pasukan Taliban dari kekuasaan dan membubarkan kelompok teroris Al Qaida yang bertanggung jawab membunuh ribuan orang dalam serangan 11 September 2001.
Juru bicara Pentagon, John Kirby, membela penarikan militer baru-baru ini dari Bagram. Penarikan pasukan AS itu mengejutkan sejumlah komandan lokal Afghanistan dan menyebabkan terjadinya kekosongan pengamanan yang memungkinkan para penjarah datang ke pangkalan itu.
Kirby membenarkan bahwa militer AS tidak memberi informasi kepada sekutunya di Afghanistan mengenai kepastian tanggal penarikan pasukan itu dengan alasan “keamanan operasional." Namun, katanya, keberangkatan pasukan Amerika itu “tidak dilakukan secara rahasia.”
Kantor berita Associated Press, Senin (5/7), melaporkan bahwa para pejabat militer Afghanistan mengatakan pasukan militer AS telah meninggalkan pangkalan Bagram itu pada Jumat (1/7) malam tanpa memberitahu komandan Afghanistan yang baru.
“Saya tidak dapat berbicara tentang bagaimana kepemimpinan Afghanistan memberitahu rakyat mereka. Yang dapat saya sampaikan adalah sudah ada koordinasi diantara Jenderal Scott Miller dan stafnya, serta militer Afghanistan dan pemimpin-pemimpin masyarakat madani tentang pergerakan pasukan di Bagram itu. Dan bahkan sampai ke tingkat penelusuran,” ujar Kirby.
Penelusuran pangkalan itu terjadi “sekitar 48 jam sebelum” pasukan AS meninggalkan Bagram. AS telah secara resmi menyerahkan enam fasilitas lain kepada Kementerian Pertahanan Afghanistan sebelum menyerahkan kendali pangkalan Bagram. [em/ft]
