Perangkat pengintai (spyware) yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan Israel dan dilisensikan kepada pemerintah-pemerintah untuk melacak teroris dan kriminal, juga digunakan untuk meretas ponsel milik para aktivis HAM, eksekutif bisnis dan jurnalis.
Hal itu terungkap dari penyelidikan global oleh 17 mitra media.
Media-media itu pada Minggu (18/7) melaporkan bahwa 37 ponsel pintar milik sejumlah jurnalis, aktivis HAM, eksekutif bisnis dan dua perempuan yang dekat dengan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi termasuk dalam daftar berisi lebih dari 50 ribu nomor yang terkonsentrasi di negara-negara yang terlibat dalam pengintaian warga negaranya.
Negara-negara itu termasuk klien-klien dari perusahaan Israel NSO Group, yang merupakan pemimpin global dalam industri spyware yang pada umumnya tidak diregulasi.
Salah satu mitra media, The Washington Post, mengatakan dalam artikelnya bahwa nomor telepon dalam daftar itu tidak mencantumkan nama pemiliknya. Namun, para reporter berhasil mengidentifikasi lebih dari 1.000 orang di 50 negara dalam daftar itu, termasuk beberapa anggota keluarga kerajaan Arab, sedikitnya 65 eksekutif bisnis, 85 aktivis HAM, 189 jurnalis, dan lebih dari 600 pejabat politisi dan pemerintah, termasuk beberapa kepala negara dan perdana menteri.
Para jurnalis dalam daftar yang tertanggal sejak 2016 itu termasuk para reporter yang bekerja di luar negeri untuk VOA, CNN, The New York Times, The Wall Street Journal, Bloomberg News, Le Monde di Perancis, the Financial Times di London dan Al Jazeera di Qatar. [vm/pp]