Amnesty International, Kamis (5/8), menuduh pasukan keamanan Nigeria menggunakan kekuatan berlebihan dan menewaskan sedikitnya 115 orang dalam tindakan keras terhadap penghasut separatis di negara yang bergolak itu.
Menurut polisi, kekerasan berkobar di negara bagian tenggara Nigeria tahun ini, menewaskan sedikitnya 127 polisi atau anggota dinas keamanan.
Media setempat melaporkan sekitar 20 kantor polisi dan kantor komisi pemilu diserang.
Masyarakat Adat Biafra (IPOB), sebuah gerakan terlarang yang mencari kemerdekaan bagi etnis Igbo di wilayah itu, dan sayap militan Jaringan Keamanan Timur (ESN) disalahkan atas kekerasan tersebut. Namun, IPOB membantah tuduhan itu. Amnesty mengatakan, sebagai tindak balasan pasukan keamanan, termasuk militer, polisi dan badan intelijen Departemen Luar Negeri (DSS) membunuh puluhan pria bersenjata dan warga sipil, di mana serangan-serangan itu terjadi.
Pengawas HAM dunia mengatakan pihaknya "mendokumentasikan setidaknya 115 orang yang dibunuh oleh pasukan keamanan, antara Maret sampai Juni 2021." [ps/ft]