Tautan-tautan Akses

Taliban Umumkan Amnesti, Desak Perempuan Bergabung dengan Pemerintah


Pejuang Taliban memegang senapan serbu M16 berdiri di luar gedung Kementerian Dalam Negeri di Kabul, Afghanistan, 16 Agustus 2021. (REUTERS/Stringer/File Photo)
Pejuang Taliban memegang senapan serbu M16 berdiri di luar gedung Kementerian Dalam Negeri di Kabul, Afghanistan, 16 Agustus 2021. (REUTERS/Stringer/File Photo)

Taliban, Selasa (17/8), mendeklarasikan “amnesti'' di seluruh Afghanistan dan mendesak perempuan untuk bergabung dengan pemerintahnya. Banyak pihak menilai, pernyataan tersebut tampaknya untuk meredakan ketegangan di ibu kota, menyusul kekacauan di bandara karena banyak orang berusaha melarikan diri dari kekuasaan mereka.

Pernyataan yang dikeluarkan Enamullah Samangani, anggota komisi budaya Taliban itu, merupakan komentar pertama tentang pemerintahan setelah serangan mereka di berbagai penjuru negara itu.

Meskipun tidak ada laporan besar tentang pelanggaran atau pertempuran di Kabul, banyak penduduk tetap tinggal di rumah dan merasa ketakutan. Menyusul pengambilalihan kekuasaan, kelompok pemberontak itu mengosongkan penjara-penjara dan menjarah gudang-gudang senjata.

Pejuang Taliban berjaga di pintu masuk di luar Kementerian Dalam Negeri di Kabul, 17 Agustus 2021. (Foto: Javed Tanveer / AFP)
Pejuang Taliban berjaga di pintu masuk di luar Kementerian Dalam Negeri di Kabul, 17 Agustus 2021. (Foto: Javed Tanveer / AFP)

Generasi tua Afghanistan masih sulit melupakan pandangan ultrakonservatif Islam Taliban, yang tidak sungkan mempraktikkan rajam, amputasi dan eksekusi publik sewaktu dulu memerintah, sebelum invasi pimpinan AS menyusul serangan teror 11 September 2001.

''Emirat Islam tidak ingin perempuan menjadi korban,'' kata Samangani, menggunakan istilah yang digunakan kelompok militan itu untuk Afghanistan. ''Mereka harus berada dalam struktur pemerintahan menurut hukum Syariah.''

Ia menambahkan, “Struktur pemerintahan belum sepenuhnya jelas, tetapi berdasarkan pengalaman, harus ada kepemimpinan yang sepenuhnya Islami dan semua pihak harus bergabung.''

Samangani juga tidak jelas mengenai rincian lainnya, namun, menyiratkan bahwa orang-orang yang sudah mengetahui aturan hukum Islam diharapkan Taliban untuk memenuhinya. ''Orang-orang kami adalah Muslim dan kami di sini bukan untuk memaksa mereka masuk Islam,'' katanya.

Pejuang Taliban berpatroli di sepanjang jalan di Kabul, 17 Agustus 2021. (Foto: Wakil KOHSAR/AFP)
Pejuang Taliban berpatroli di sepanjang jalan di Kabul, 17 Agustus 2021. (Foto: Wakil KOHSAR/AFP)

Di bawah Taliban, yang memerintah sesuai dengan interpretasi hukum Islam yang keras, sebagian besar perempuan terkurung di rumah-rumah mereka. Kelompok pemberontak itu berusaha untuk menunjukkan sikap yang lebih moderat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi banyak orang Afghanistan tetap skeptis.

Sementara itu, juga pada Selasa, Stefano Pontecorvo, perwakilan sipil senior NATO untuk Afghanistan, memposting video online yang menunjukkan landasan pacu kosong dengan pasukan Amerika berjaga-jaga di landasan. Apa yang tampak seperti pesawat kargo militer terlihat dari kejauhan, dari balik pagar yang dirantai, dalam rekaman tersebut.

Landasan pacu “terbuka'', tulisnya di Twitter. ''Saya melihat pesawat mendarat dan lepas landas.'' [ab/ka]

XS
SM
MD
LG