Rencana kunjungan Wakil Presiden AS Kamala Harris minggu depan ke Asia Tenggara, menyusul berbagai upaya diplomatik lainnya dari Washington, akan membantu Presiden Joe Biden bersaing dengan China untuk memperoleh pengaruh di wilayah penting yang berpenduduk 660 juta orang itu, kata para ahli.
Harris akan melakukan perjalanan ke pusat keuangan regional Singapura, dan negara bekas musuh Amerika, Vietnam, kata Juru Bicara Gedung Putih. Harris akan berbicara dengan kedua pemimpin pemerintahan di kedua negara itu tentang keamanan, perubahan iklim, pandemi dan “upaya bersama untuk mempromosikan tatanan internasional berbasis aturan,” kata Juru Bicara Symone Sanders.
Kunjungan Harris akan mengikuti perjalanan Menteri Pertahanan Lloyd Austin akhir Juli ke negara-negara yang sama dan pertemuan secara virtual antara Menteri Luar Negeri Antony Blinken dengan dengan para Menteri luar negeri dari 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada pertemuan puncak tahunan, 4 Agustus lalu.
Peristiwa semacam ini memiliki “peran penting” dalam “visi AS untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata Misi AS untuk ASEAN dalam sebuah pernyataan.
Para pejabat AS biasanya menggunakan istilah “tatanan internasional berbasis aturan” dan “Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka” untuk mengadvokasikan akses internasional yang bebas ke Laut China Selatan yang disengketakan. China mengklaim sekitar 90 persen area jalur laut itu, tumpang tindih dengan zona ekonomi maritim negara-negara di Asia Tenggara: Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam. Beijing telah menggelisahkan negara-negara itu dengan membangun pulau-pulau buatan untuk digunakan militer dan mengawasi kapal-kapal yang berlayar melalui jalur laut yang disengketakan itu. [lt/ab]