Tautan-tautan Akses

Berikan Pidato, Biden Jelaskan Keputusan Akhiri Perang di Afghanistan


Presiden AS Joe Biden berpidato tentang keluarnya AS dari Afghanistan di Gedung Putih, hari Selasa (31/8).
Presiden AS Joe Biden berpidato tentang keluarnya AS dari Afghanistan di Gedung Putih, hari Selasa (31/8).

Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih hari Selasa (31/8) secara tegas membela keputusannya untuk mengakhiri perang Amerika selama dua dekade di Afghanistan dan yang kini menyebabkan Taliban berkuasa kembali, sebagaimana pada 2001.

“Kita tidak lagi perlu melakukan perang yang seharusnya diakhiri dari dulu,” kata Biden dalam pidato setengah jam dari Gedung Putih. “Saya menolak untuk memulai perang satu dekade lagi di Afghanistan.”

Dia mengutip biaya tinggi konflik itu terhadap AS, 2.461 tentara tewas, 20.744 lainnya cedera, dan $300 juta per hari. Tetapi dia mengatakan, kini waktunya untuk fokus pada ancaman-ancaman baru di seluruh dunia, apakah itu dari teroris di Afrika dan Timur Tengah, ancaman ekonomi dari China, atau serangan siber dari dalam Rusia.

Konflik Afghanistan diprakarsai pada akhir 2001 oleh mantan Presiden George W Bush, yang melakukan invasi ke Afghanistan guna menguasai daerah latihan teroris al-Qaida yang menyerang AS pada 11 September 2001, dan menewaskan hampir 3.000 orang.

Perang Afghanistan dimulai akhir tahun 2001 pada masa pemerintahan Presiden George W. Bush (foto: dok).
Perang Afghanistan dimulai akhir tahun 2001 pada masa pemerintahan Presiden George W. Bush (foto: dok).

Biden mengatakan, setelah dia dilantik pada Januari, dia menghadapi keputusan, apakah menghormati pakta yang ditandatangani mantan Presiden Trump untuk menarik pasukan AS keluar dari Afghanistan Mei lalu, tenggat yang diperpanjang oleh Biden selama lima bulan.

“Pilihannya adalah pergi atau meningkatkan perang ini,” kata Biden. Tetapi dia mengatakan, Afghanistan bisa dipantau dari luar perbatasannya guna “memastikan negara itu tidak bisa digunakan lagi” sebagai pangkalan untuk serangan terhadap AS.

Sementara, Partai Republik mengecam kinerja Biden dalam mengakhiri konflik Afghanistan.

Senator Ben Sasse mengecam "deklarasi kemenangan" Biden
Senator Ben Sasse mengecam "deklarasi kemenangan" Biden

“Deklarasi kemenangan Presiden Biden yang tidak patut itu tidak mencerminkan kenyataan,” kata Senator Ben Sasse. “Ketidakpeduliannya yang pengecut atas warga Amerika yang dia tinggalkan di belakang garis musuh adalah memalukan.”

Biden mengatakan, dia bertanggung jawab atas akhir yang kacau dan mematikan dari keterlibatan AS di Afghanistan, di mana 13 tentara tewas minggu lalu dalam serangan bom bunuh diri oleh ISIS – Khorasan. Tetapi Biden berjanji, “Kepada mereka yang hendak mencederai Amerika, kami akan memburu Anda dan Anda harus menanggungnya.”

Amerika mengatakan, pihaknya sudah menewaskan teroris yang merencanakan pemboman itu.

Keputusan Biden untuk teguh berpegang pada tenggat penarikan mengundang kecaman lawan-lawan politiknya dan beberapa sekutu. Keluarnya AS dari Afghanistan terjadi beberapa hari sebelum peringatan ke-20 peristiwa 11 September, serangan teror yang memicu AS untuk mengirim pasukan ke Afghanistan guna mengejar teroris al-Qaida yang merencanakan serangan itu dan militan Taliban yang melindungi mereka.

Keluar dari "perang tanpa henti" terakhir pasca-9/11 merupakan salah satu janji kampanye terbesar Biden. Ide itu sangat populer.

Kepergian AS dari Afghanistan, yang berpuncak pada sebuah pesawat terbang tunggal yang berangkat tengah malam dari Kabul dengan sejumlah pasukan dan diplomat terakhir, mengesankan bagi banyak kalangan bahwa "penarikan" pasukan itu benar-benar merupakan sebuah kekalahan.

Joe Biden bertanggung jawab atas kekalahan itu, dan kini berada di dalam teritori berbahaya’ dari sudut pandang politik.

Setelah selama dua minggu menyelenggarakan penerbangan evakuasi, sebuah usaha besar yang dinodai oleh bom bunuh diri menewaskan 13 anggota militer AS dan sejumlah warga Afghanistan, Biden menyerahkannya kepada Pentagon dan Departemen Luar Negeri untuk mengumumkan akhir dari perang itu pada hari Senin (30/8). [mg/jm/ka]

XS
SM
MD
LG