Tautan-tautan Akses

Rencana Pembangunan PLTU Batu Bara China Bisa Gagalkan Target Iklim Dunia


Asap terlihat dari menara pendingin pembangkit listrik tenaga batubara emisi ultra rendah China Energy di Sanhe, Provinsi Hebei, China 18 Juli 2019. (Foto: REUTERS/Shivani Singh)
Asap terlihat dari menara pendingin pembangkit listrik tenaga batubara emisi ultra rendah China Energy di Sanhe, Provinsi Hebei, China 18 Juli 2019. (Foto: REUTERS/Shivani Singh)

Utusan urusan iklim AS, John Kerry, Kamis (2/9) memperingatkan, pembangunan sarana dengan menggunakan bahan bakar batu bara oleh China bisa menggagalkan pencapaian target lingkungan, setelah dia berbicara dengan pejabat tinggi China.

Ketegangan antara Beijing dan Washington meningkat dalam beberapa bulan terakhir, di mana kedua pihak saling menuduh seputar catatan HAM China, dan penanganan awal China terhadap virus corona. Mengatasi perubahan iklim merupakan salah satu dari sejumlah isu di mana kedua pihak memiliki kesamaan. Namun, Beijing dalam beberapa bulan terakhir telah menekankan bahwa kerja sama lingkungan bisa dirugikan oleh memburuknya hubungan China – AS.

Kerry mengatakan kepada jurnalis pada Kamis (1/9) malam, AS sudah menjelaskan bahwa penambahan PLTU batu bara merupakan tantangan besar dalam usaha dunia untuk mengatasi krisis iklim.

”Rencana China membangun PLTU baru bisa menggagalkan kemampuan dunia untuk mencapai net-zero atau nol-netto pada tahun 2050.” Kerry menambahkan, meskipun mereka melakukan pembicaraan yang sangat konstruktif, dia juga secara blak-blakkan membahas topik ini.

Meskipun berjanji untuk mencapai puncak konsumsi batu bara sebelum 2030, China tahun lalu mengoperasikan PLTU dengan kapasitas mencapai 38,4 gigawat – lebih dari tiga kali yang secara global diresmikan.

China menantang AS agar memperbaiki hubungannya dengan Beijing untuk membuat kemajuan dalam bidang perubahan iklim. Namun, Kerry mendesak pemerintah China agar jangan membiarkan kerja sama lingkungan terpengaruh oleh ketegangan di antara kedua negara pencemar lingkungan terbesar di dunia, dan mengingatkan bahwa itu merupakan “tantangan global.”

“Penting, apapun perbedaan yang kita miliki, kita harus menanggapi krisis iklim ini,” katanya.

Menlu Wang Yi memberi tahu Kerry sebelumnya bahwa kerja sama dalam pemanasan global tidak bisa dipisahkan dari diplomasi isu-isu lain di antara kedua negara. [jm/ka]

XS
SM
MD
LG