Kapsul yang mereka tumpangi ‘mendarat’ di Samudera Atlantik, di lepas pantai Florida, Sabtu malam (18/9).
Peluncuran dan pendaratan misi yang sukses itu menandai tonggak baru lain dalam sejarah industri astro-wisata komersial yang baru muncul, dan terjadi 60 tahun setelah manusia mulai menjelajah antariksa. Misi itu juga yang terbaru dalam rangkaian ekspedisi bertenaga roket yang belakangan ini dibiayai miliarder yang menjadi penumpangnya.
"Selamat datang di era kedua antariksa," kata Todd "Leif" Ericson, direktur misi Inspiration4, kepada wartawan melalui konferensi telepon setelah para awak itu kembali.
SpaceX, perusahaan swasta pembuat roket yang didirikan CEO pembuat mobil listrik Tesla Inc, Elon Musk, memasok pesawat antariksa itu, meluncurkan, mengendalikan penerbangannya dan menangani operasi ‘pendaratannya’ di laut.
SpaceX merilis video ke-4 awak itu berbicara dari kapsul mereka. Jared Isaacman, anggota sekaligus komandan misi Inspiration4 SpaceX mengungkapkan, “Ketika pertama kali diikat ke roket, kami merasa waktu berjalan sangat lambat. Jam yang menghitung mundur sepertinya tidak bergerak. Dan kemudian ketika tinggal lima menit lagi peluncuran, waktu bergerak sangat cepat. Kami baru saja melihat angka-angka itu berganti dengan cepat dan tahu-tahu kami mendengar "meluncur." Dan kemudian seluruh perjalanan naik hanya sekitar 12 menit. Sebelum mencerna apa yang terjadi, kami menyadari bahwa kami tergantung di sabuk dan mengambang dan bertanya-tanya "selanjutnya apa yang kita lakukan" karena semua terjadi begitu cepat."
Supaya pemandangan dari pesawat itu jauh lebih baik, SpaceX melengkapi kapsul Dragon (Naga) itu dengan kubah khusus berbentuk gelembung. Foto-foto keempat awak itu melihat ke luar jendela besar ini diunggah secara online. Selain foto-foto itu, hanya sedikit yang sejauh ini dirilis kepada publik pada hari pertama mereka di luar angkasa.
Awak lain dalam misi itu, Hayley Arceneaux, mengungkapkan:
"Jadi, yang kami lihat adalah Bumi dari sudut pandang kami. Jadi kami terbang dengan jendela yang besar ini. Jendela terbesar yang pernah diterbangkan ke antariksa. Melalui jendela ini, kami bisa melihat keliling Bumi, yang sangat indah. Jadi, saya harap kalian dapat melihat apa yang kami lihat, melewati perairan yang sangat indah."
Setelah meluncur Rabu malam (15/9) dari Kennedy Space Center milik Badan Antariksa Nasional Amerika (NASA), SpaceX membawa keempat awak yang amatir itu ke orbit, dengan ketinggian 585 kilometer. Jarak itu 160 kilometer lebih tinggi dari posisi Stasiun Antariksa Internasional (ISI).
Sebelum ‘astronaut’ yang semuanya amatir itu, hanya sedikit astronaut NASA yang terbang setinggi itu. Yang terbaru adalah astronaut pesawat ulang-alik yang bekerja di Teleskop Antariksa Hubble dalam beberapa penerbangan pada 1990-an dan 2000-an.
Misi tiga hari itu berakhir ketika kapsul SpaceX Crew Dragon, yang diberi nama Resilience, diterjunkan ke laut yang tenang sekitar pukul 7 malam waktu Amerika timur, sesaat sebelum matahari terbenam. Kapsul itu meluncur turun masuk kembali ke Bumi secara otomatis, seperti tampak dalam siaran langsung web SpaceX di saluran YouTube-nya.
Misi Inspiration4 antara lain menunjukkan kepada dunia potensi sisi yang menyenangkan dari pariwisata antariksa.
Elon Musk mengatakan bahwa misi Inspiration4 adalah cara untuk menunjukkan bahwa pariwisata antariksa bisa berkembang dari sesuatu yang hanya bisa dilakukan orang-orang super kaya, menjadi bisnis yang memungkinkan bagi warga biasa.[ka/em]