Menteri keuangan Australia mengatakan ia melihat “nilai” pembicaraan perdagangan bebas antara Uni Eropa dan Australia yang ditunda setelah muncul perselisihan mengenai keputusan Canberra untuk membatalkan kontrak kapal selam Prancis bernilai jutaan euro, kata seorang pejabat Uni Eropa.
Menteri Keuangan Simon Birmingham mengatakan orang seharusnya tidak “berlebihan menafsirkannya.”
“Ini adalah pembicaraan perdagangan yang saya tahu terus dipandang berharga dan penting oleh Uni Eropa. Tentu saja Australia melihat nilai dan pentingnya perundingan ini,” kata Birmingham kepada Sky News Australia hari Jumat.
Miriam Garcia Ferrer, juru bicara komisi Uni Eropa yang bertanggung jawab dalam bidang perdagangan, mengukuhkan keputusan itu kepada Associated Press hari Jumat, tetapi tidak memberi alasan spesifik bagi penundaan itu.
Uni Eropa melakukan perundingan untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan Australia pada tahun 2018. Pembicaraan putaran ke-12 dijadwalkan berlangsung akhir bulan ini melalui konferensi video.
Australia telah menandatangani kontrak bernilai 66 miliar dolar dengan Naval Group, perusahaan yang mayoritasnya dimiliki pemerintah Prancis pada tahun 2016 untuk membuat 12 kapal selam diesel-listrik konvensional.
Tetapi PM Scott Morrison membatalkan kontrak itu bulan lalu sebagai bagian dari aliansi dengan AS dan Inggris yang akan menyiapkan sedikitnya delapan kapal selam bertenaga nuklir untuk armada Australia.
Langkah ini bukan hanya membuat marah Prancis, tetapi juga memicu kritik dari presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Prancis telah menuduh AS dan Australia berkhianat sehubungan dengan pembatalan kontrak dan penggantinya yang dirundingkan secara diam-diam oleh aliansi tiga negara itu. Prancis sempat menarik duta besarnya dari Washington sebagai protes, dan sejauh ini belum ada kabar kapan duta besar Prancis mungkin kembali ke Australia.
Menurut data Uni Eropa, blok beranggotakan 27 negara ini merupakan mitra dagang terbesar ketiga Australia pada tahun 2020, setelah China dan Jepang, di atas AS.
Setelah pembicaraan putaran sebelumnya pada Juni lalu, Uni Eropa menyatakan diskusi itu diadakan “dalam suasana baik dan konstruktif dan menunjukkan komitmen bersama untuk merundingkan perjanjian yang ambisius dan menyeluruh.”
Seorang pejabat Uni Eropa yang mengetahui langsung masalah ini mengatakan perselisihan mengenai kapal selam berperan dalam keputusan untuk menunda pembicaraan tetapi menegaskan bahwa bagaimanapun belum ada kesepakatan yang siap dikukuhkan.
Juru bicara itu berbicara secara anonim karena tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka mengenai kasus ini.
Pejabat itu mengatakan penundaan tersebut bukan berakhir berakhirnya perundingan dan bersikeras bahwa kedua pihak akan terus bekerja sama untuk mencapai kesepakatan. [uh/lt]