Kantor Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Senin (11/10), mengucapkan selamat kepada jurnalis Maria Ressa karena memenangkan penghargaan Nobel Perdamaian.
Seorang juru bicaranya, Henry Roque, menyebutnya sebagai "kemenangan bagi seorang Filipina" tetapi tidak menyebut-nyebut pelaporan investigasi situs berita yang dikelola Ressa tentang pemerintahan Duterte.
Ressa mendirikan situs berita Rappler, yang saat ini sibuk menghadapi berbagai gugatan hukum di pengadilan terkait dengan laporan-laporannya mengenai perang narkoba di bawah instruksi Duterte yang telah menelan banyak korban jiwa, dan penggunaan media sosial oleh pemerintah untuk menarget lawan-lawan politik.
Duterte telah menggambarkan Rappler sebagai media berita palsu dan alat CIA, sementara Ressa menganggap pernyataan Duterte sebagai omong kosong.
Penghargaannya adalah Hadiah Nobel Perdamaian pertama untuk Filipina dan yang pertama untuk jurnalis sejak 1935.
Ditanya, Senin, mengenai apa pesannya untuk Duterte, Ressa menjawab bahwa ia mendesak Duterte untuk tidak melakukan pendekatan yang memecah belah dan menaklukkan lawan-lawan politiknya.
Ressa berbagi penghargaan Nobel Perdamaian dengan jurnalis Rusia Dmitry Muratov, yang juga membuat pemerintahnya marah di Moskow setelah ia mengungkap korupsi dan kekeliruan pemerintah. [ab/uh]