Ratu Inggris Elizabeth tidak menghadiri Upacara "Remembrance Day" hari Minggu (14/11) di Cenotaph karena punggungnya terkilir, kata Istana Buckngham, memperpanjang ketidakhadiran penguasa Kerajaan Inggris berusia 95 tahun itu di muka umum, setelah ia diminta beristirahat menyusul perawatannya di rumah sakit bulan lalu.
Seorang sumber di istana mengatakan, keseleo yang dialami ratu tidak berkaitan dengan penyakit yang menyebabkannya harus dirawat di rumah sakit. Ia menyebutnya “kebetulan yang sangat disayangkan.”
Ketidakhadiran Elizabeth di acara yang dinilainya sebagai salah satu agenda terpenting tahun ini akan meningkatkan kekhawatiran tentang kondisi kesehatannya.
Upacara itu seharusnya menjadi penampilan langsung pertama sang ratu di hadapan publik semenjak ia disarankan beristirahat, setelah dirawat semalam di rumah sakit pada 20-21 Oktober 2021.
“Yang Mulia Ratu kecewa karena ia akan melewatkan upacara tersebut,” ungkap pihak istana dalam sebuah pernyataan.
Selama 69 tahun bertakhta, Ratu Elizabeth baru enam kali absen dari acara di Monumen Perang Cenotaph di pusat kota London itu: empat kali karena bepergian ke luar negeri dan dua kali karena sedang mengandung.
Diselenggarakan pada hari Minggu terdekat ke tanggal 11 November, yang menandai akhir Perang Dunia I, kehadiran ratu pada acara tahunan itu telah menjadi salah satu citra yang menggambarkan kekuasannya selama berdekade-dekade: dengan kepala tertunduk, berpakaian serba hitam dengan bros bunga poppy merah tersemat di dada sebagai simbol penghormatan terhadap para tentara yang gugur di medan perang.
Ratu Elizabeth adalah pemimpin kerajaan tertua dengan takhta terlama di dunia. Sejak disarankan beristirahat, ia telah melewatkan beberapa agenda seperti KTT Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow dan festival untuk memperingati warga Inggris yang gugur dalam perang pada Sabtu (13/11) malam.
Sumber istana mengatakan, ratu berharap dapat melanjutkan jadwal tugas resmi ringannya minggu ini seperti yang direncanakan. Ia baru-baru ini difoto saat bertemu para pejabat tinggi secara daring.
Di Cenotaph, keluarga kerajaan bergabung dengan para pejabat pemerintahan, anggota militer dan para veteran Inggris untuk memperingati mereka yang gugur dengan meletakkan karangan bunga.
Beberapa tahun terakhir, putra sekaligus pewaris takhta, Pangeran Charles, telah meletakkan bunga atas nama Ratu Elizabeth, sementara sang ratu menyaksikan dari atas balkon di gedung Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran.
Untuk menghadiri acara tersebut, ratu harus menuju ke lokasi menggunakan mobil dari kediamannya di Kastil Windsor, sebelah barat London, dan berdiri selama waktu tertentu.
April lalu, suaminya selama lebih dari tujuh dekade, Pangeran Philip, wafat pada usia 99 tahun. [rd/jm]