Tautan-tautan Akses

Ukraina Desak Tindakan Cepat untuk “Cegah” Invasi Rusia


Seorang anggota pasukan bersenjata Ukraina ambil bagian dalam latihan militer di dekat wilayah perbatasan antara Ukraina dan Semenanjung Krimea, yang telah dikuasai oleh pihak Rusia, di Kherson, Ukraina, pada 17 November 2021. (Foto: Armed Forces of Ukraine/Handout via Reuters)
Seorang anggota pasukan bersenjata Ukraina ambil bagian dalam latihan militer di dekat wilayah perbatasan antara Ukraina dan Semenanjung Krimea, yang telah dikuasai oleh pihak Rusia, di Kherson, Ukraina, pada 17 November 2021. (Foto: Armed Forces of Ukraine/Handout via Reuters)

Ukraina pada Senin (29/11) menyerukan tindakan cepat untuk “mencegah” invasi yang dapat dilakukan oleh negara penguasa mereka terdahulu, Rusia, dengan mengatakan bahwa operasi militer Rusia terhadap negara tersebut dapat diluncurkan “dalam sekejap mata.”

Negara-negara Barat telah menyampaikan peringatan bulan ini atas aktivitas militer Rusia yang dilaporkan di dekat wilayah Ukraina, dan Amerika Serikat (AS) telah menyampaikan “keprihatinan mendalam” atas penambahan pasukan baru Rusia di wilayah perbatasan tersebut.

“Lebih baik bertindak sekarang, bukan nanti” untuk “mencegah Rusia”, kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dalam jumpa pers dengan media asing.

“Apa yang kami lihat sangat serius. Rusia telah mengerahkan kekuatan militer besar-besaran di wilayah yang dekat dengan perbatasan negara Ukraina.”

Dia mengatakan Moskow telah mengumpulkan 115.000 tentara di sekitar Ukraina, di semenanjung Krimea – yang dicaplok Rusia pada 2014; dan juga di dua wilayah timur yang diduduki oleh kelompok separatis pro-Rusia.

Tank, artileri, sistem peperangan elektronik dan angkatan udara dan angkatan laut juga telah dikerahkan, tambahnya.

“Jika Rusia memutuskan untuk melakukan operasi militer, sesuatu akan terjadi dalam sekejap mata,” kata menteri luar negeri itu kepada para wartawan.

Namun dia menambahkan bahwa Ukraina siap “melawan.” Tentara Ukraina telah menjadi “jauh lebih kuat” dibanding ketika para pejuang yang memisahkan diri pada tahun 2014 merebut wilayah Donetsk dan Lugansk dalam konflik yang telah merenggut lebih dari 13.000 nyawa.

Kiev dan negara-negara sekutu Baratnya menuduh Rusia mengirim pasukan dan senjata untuk mendukung separatis, klaim yang telah dibantah oleh pihak Moskow. [lt/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG