Setelah menyatakan solidaritas menentang agresi Rusia terhadap Ukraina, para menteri luar negeri NATO menutup pembicaraan dua hari di Latvia pada hari Rabu (1/12) dengan fokus mengenai situasi di Ukraina dan Georgia, serta Afghanistan.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mendesak NATO agar mengupayakan strategi tiga cabang untuk menghalangi Rusia, yang mencakup mempersiapkan sanksi-sanksi ekonomi dan meningkatkan dukungan militer untuk Ukraina.
Sewaktu membahas pergerakan pasukan Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina, Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada wartawan hari Selasa bahwa “tidak ada kejelasan mengenai apa persisnya niat Rusia.” Ia menambahkan, “Anda dapat membahas apakah kemungkinan serangan 20 persen atau 80 persen, tidak masalah. Kita perlu bersiap untuk menghadapi yang terburuk.”
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, “Setiap tindakan eskalasi oleh Rusia akan menjadi perhatian besar bagi AS, seperti halnya bagi Latvia, dan setiap agresi baru akan memicu konsekuensi serius.”
Setelah diakhirinya pembicaraan NATO di Riga, Blinken bertolak ke Stockholm, Swedia, untuk bertemu dengan para menteri luar negeri dari Organisasi bagi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) dan untuk membahas hubungan bilateral dengan para pejabat Swedia.
Karen Donfried, diplomat senior AS untuk Urusan Eropa, mengatakan kepada para wartawan pekan lalu bahwa Blinken juga akan memanfaatkan pembicaraan OSCE untuk mengangkat isu penduduk Rusia terhadap wilayah-wilayah Ukraina dan Georgia, serta mengenai konflik antara Armenia dan Azerbaijan.
Pada hari Selasa di Moskow, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa militernya mungkin akan terpaksa menanggapi perluasan infrastruktur militer Ukraina yang dipimpin Barat jika NATO melanggar “batas.”
“Jika ada sistem penyerang muncul di wilayah Ukraina, durasi penerbangan ke Moskow adalah 7-10 menit, dan lima menit apabila senjata hipersonik dikerahkan. Bayangkan saja,” kata Putin.
“Kami kemudian harus menciptakan sesuatu yang mirip dengan yang mengancam kami dengan cara itu. Dan kami dapat melakukannya sekarang,” lanjut Putin. Pemimpin Rusia itu mengatakan militernya baru saja berhasil menguji coba sebuah misil hipersonik baru yang berbasis di laut, yang dapat dimulai digunakan pada awal tahun depan.
Sementara itu Donfried juga mengatakan bahwa selama di Stockholm, Blinken akan membahas situasi di Belarus.
Uni Eropa menuduh Presiden Belarus Alexander Lukashenko membujuk ribuan migran, kebanyakan dari Timur Tengah, untuk ke Belarus dan kemudian berusaha menyeberang ke Latvia, Lithuania dan Polandia untuk merusak stabilitas negara-negara itu. Uni Eropa menyatakan Lukashenko sedang melakukan pembalasan atas sanksi-sanksi yang diberlakukan terhadap negaranya.
Blinken Selasa mengatakan AS, berkoordinasi dengan Uni Eropa, sedang mempersiapkan sanksi-sanksi tambahan terhadap Belarus atas apa yang ia sebut “serangan yang terus berlangsung terhadap demokrasi, HAM dan norma-norma internasional.” [uh/ab]