Paus Fransiskus hari Minggu kembali ke pulau Lesbos Yunani untuk memberikan penghiburan kepada para migran di sebuah kamp pengungsi dan mengecam apa yang dikatakannya sebagai ketidakpedulian dan kepentingan pribadi yang ditunjukkan oleh Eropa.
“Migrasi bukan masalah Timur Tengah dan Afrika Utara, Eropa dan Yunani. Ini masalah dunia,” kata Paus Fransiskus di kamp Mavrovouni, yang berupa klaster kontainer putih di tepi laut.
Sesampainya di kamp itu, Paus Fransiskus yang tanpa masker menyempatkan diri berjalan di sepanjang barikade, mengelus kepala anak-anak dan bayi serta berpose untuk swafoto. Dia memberikan “acungan jempol” setelah dia disambut oleh para wanita Afrika yang menyanyikan lagu selamat datang.
Kunjungan itu adalah yang kedua Paus Fransiskus ke Lesbos dalam lima tahun dan dia menyesalkan bahwa tidak banyak yang berubah sejak 2016, ketika Lesbos berada di jantung gelombang migrasi besar-besaran ke Eropa dan dia membawa pulang 12 pengungsi Muslim Suriah bersamanya dengan pesawat kepausan.
Sikap solidaritas yang nyata itu telah membangkitkan harapan di antara para penghuni kamp Lesbos saat ini, yang banyak di antara mereka telah melahirkan anak-anak di kamp itu sambil menunggu klaim suaka mereka diproses. Mereka menganggap kunjungan Paus Fransiskus sebagai kesempatan untuk akhirnya keluar dari pulau itu. [lt/ab]