Tautan-tautan Akses

Selandia Baru Umumkan Langkah-langkah untuk Cegah Varian Omicron


Anggota masyarakat menunggu di mobil untuk mendapatkan vaksinasi di klinik drive-through, di Auckland, Selandia Baru, 16 Oktober 2021. (Foto: Reuters)
Anggota masyarakat menunggu di mobil untuk mendapatkan vaksinasi di klinik drive-through, di Auckland, Selandia Baru, 16 Oktober 2021. (Foto: Reuters)

Selandia Baru akan memperpendek jarak waktu antara dosis vaksin COVID-19 kedua dan booster, dan menunda pembukaan kembali perbatasannya secara bertahap untuk mencegah kemungkinan merebaknya varian omicron.

Menteri Urusan COVID-19 Chris Hipkins mengatakan kepada wartawan, Selasa (21/12), pemerintah telah menyetujui “serangkaian tindakan pencegahan'' sehubungan dengan ancaman yang ditimbulkan oleh omicron.

Jarak waktu antara pemberian dosis vaksin kedua dan booster akan dipersingkat dari enam menjadi empat bulan, dan ini berarti 82 persen warga Selandia Baru yang telah divaksinasi penuh akan diberikan booster pada Februari.

Regulasi ketat perbatasan sejauh ini berhasil mencegah omicron menyebar di Selandia Baru. Satu-satunya kasus yang dilaporkan sejauh ini adalah pelancong yang saat ini sedang dikarantina di sebuah fasilitas isolasi yang dikelola pemerintah.

“Kita sudah tahu bahwa booster secara signifikan meningkatkan kekebalan seseorang, serta mengurangi penyebaran dan tingkat keparahan COVID-19,” kata Hipkins.

Rencana untuk mengizinkan pelancong dari Australia melakukan isolasi mandiri mulai 17 Januari, dan bukannya menjalani isolasi yang dikelola pemerintah, telah ditunda hingga akhir Februari.

Hipkins mengatakan dengan negara bagian New South Wales, Australia, “yang diperkirakan akan menghadapi 25.000 kasus per hari pada akhir Januari, membuka perbatasan (Selandia Baru) pada pertengahan Januari seperti yang direncanakan hanya menghadirkan risiko yang terlalu tinggi.” [ab/uh]

XS
SM
MD
LG