Tennis Australia dan pemerintah negara bagian Victoria mengatakan pada Rabu (5/1) bahwa
Novak Djokovic tidak menerima perlakuan khusus apa pun untuk mendapatkan dispensasi terkait pemenuhan syaratan vaksinasi COVID-19 untuk berlaga di Australia Terbuka pada akhir bulan ini.
Petenis peringkat 1 dunia itu mengumumkan pada Selasa (4/1) bahwa ia menerima dispensasi untuk bermain di turnamen Grand Slam di Melbourne. Para pejabat mengatakan dia adalah salah satu dari "segelintir" pelamar yang berhasil di antara 26 orang yang mencari dispensasi.
"Saya pikir banyak orang di komunitas Victoria akan menganggap ini sebagai hasil yang mengecewakan," penjabat Menteri Olahraga Victoria Jaala Pulford mengatakan pada konferensi media, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Namun proses adalah proses; tidak ada yang mendapat perlakuan khusus. Prosesnya sangat kuat. Ini tidak teridentifikasi dan kami berada di tempat kami berada, dan tenis dapat dimulai."
Keputusan untuk memberikan Djokovic dispensasi mengundang kritik tajam di Australia, di mana lebih dari 90 persen orang di atas 16 tahun telah memiliki dua dosis vaksin COVID-19.
Melbourne merupakan salah satu wilayah di dunia yang memberlakukan lockdown dalam kurun waktu yang cukup lama untuk mencegah penyebaran COVID-19, dan perebakan varian omicron telah meningkatkan jumlah kasus di Australia hingga mencapai rekor.
CEO Tennis Australia Craig Tiley mengatakan proses aplikasi pengajuan dispensasi tersebut dilakukan dalam dua tahap dan bersifat rahasia. Proses tersebut juga dilakukan oleh para pakar independen. Semua aplikasi dinilai untuk memastikan dispensasi persyaratan yang ditetapkan Australian Technical Advisory Group on Immunization (ATAGI).
Djokovic yang berasal dari Serbia itu, menolak mengungkapkan status vaksinasinya. Sebelumnya ia mengatakan tidak yakin apakah dia akan berlaga di turnamen yang berlangsung dari 17n hingga 30 Januari di Melbourne karena kekhawatiran atas aturan karantina Australia. [ah/rs]