Bank Sentral Singapura Selasa (25/1) memperketat pengaturan kebijakan moneternya, langkah pertama di luar siklus yang terjadi dalam tujuh tahun terakhir, sementara kendala pasokan global dan permintaan ekonomi yang cepat meningkatkan tekanan inflasi di seluruh wilayah.
Ekonomi negara-kota yang bergantung pada perdagangan ini sangat rentan terhadap perubahan inflasi global dan langkah tiba-tiba bank sentral itu terjadi ketika tekanan harga mengkhawatirkan pembuat kebijakan di tempat lain di Asia.
Selena Ling, kepala penelitian dan strategi keuangan di OCBC, mengatakan dia memperkirakan bank sentral akan melakukan pengetatan lagi pada April. Ia menggambarkan langkah yang diambil pada Selasa sebagai "sedikit pengetatan."
Otoritas Moneter Singapura (MAS), yang mengelola kebijakan moneter melalui pengaturan nilai tukar, mengatakan akan sedikit menaikkan tingkat apresiasi dari kebijakan ambang batas nilai tukarnya.
Batasan dari kebijakan ambang batas tersebut, yang dikenal sebagai Nilai Tukar Efektif Nominal Dolar Singapura atau S$NEER, dan tingkat di mana S$NEER berpusat, tidak akan berubah.
Terakhir kali MAS membuat langkah yang mengejutkan di luar siklusnya terjadi pada Januari 2015 ketika melonggarkan kebijakannya setelah jatuhnya harga minyak global. [ka/rs]