Lebih dari 35.300 kasus yang diduga penyakit campak dan 156 kematian telah dilaporkan di Afghanistan dari Januari 2021 hingga Januari tahun ini. Yang paling mengkhawatirkan adalah kenaikan tajam dan cepat kasus-kasus yang terjadi pada bulan lalu.
WHO melaporkan 40 persen peningkatan kasus campak pada minggu terakhir Januari. Meski angka kematian cukup rendah, WHO memperingatkan banyak anak kemungkinan akan meninggal dunia akibat penyakit itu dalam beberapa pekan ke depan.
Juru bicara WHO Christian Lindmeier mengatakan kematian terkait campak tidak selalu dilaporkan di Afghanistan, maka jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.
"Kenaikan kasus campak sangat mengkhawatirkan karena tingginya tingkat malnutrisi di Afghanistan. Malnutrisi melemahkan kekebalan tubuh, membuat orang jadi lebih rentan terkena penyakit dan meninggal akibat penyakit seperti campak -- terutama anak-anak. Selain itu, infeksi campak bisa menyebabkan tekanan pada sistem kekebalan tubuh dan gangguan pada kekebalan, yang meningkatkan kerentanan terhadap semua patogen," kata Lindmeier.
Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan Afghanistan menghadapi krisis pangan terburuk dalam catatan. Lembaga tersebut menyebutkan bahwa satu dari tiga orang akan mengalami kelaparan dan sekitar dua juta anak kurang gizi. WFP memperingatkan 14 juta anak diperkirakan akan menghadapi tingkat kelaparan yang mengancam keselamatan, ditambah dengan tingkat malnutrisi yang sudah sangat tinggi.
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat menular. Lindmeier mengatakan anak kecil yang belum divaksin sangat berisiko terjangkit dan meninggal karena penyakit itu.
Pada Desember, ia mengatakan, kampanye imunisasi dilakukan untuk menanggapi wabah campak. Ia mengatakan kampanye itu mencapai 1,5 juta anak di sebagian provinsi yang sangat terimbas.
"Kini, WHO membantu merencanakan kampanye imunisasi yang lebih besar untuk menanggapi wabah campak, yang akan dimulai pada Mei, atau mungkin lebih awal, untuk mencapai lebih dari 3 juta anak di seluruh negara itu. Dukungan WHO termasuk membantu proses yang diperlukan untuk mendapatkan tambahan vaksin dan peralatan, serta dana operasional dan dukungan untuk merencanakan kampanye," ujar Lindmeier.
WHO mengatakan bahwa memperkuat imunisasi rutin adalah cara terbaik untuk melindungi masyarakat, terutama anak-anak, agar terhindar dari campak. Instansi itu mengimbau pemerintah-pemerintah untuk memastikan agar sedikitnya 95 persen dari populasi menerima dua dosis vaksin yang bisa mengendalikan campak. [vm/lt]