Hari ini saya mengumumkan bahwa Amerika menarget piranti utama dalam perekonomian Rusia. Kami melarang semua impor minyak, gas dan energi Rusia. Ini berarti minyak Rusia tidak lagi diterima di pelabuhan-pelabuhan Amerika, dan rakyat Amerika memberikan pukulan keras lain pada mesin perang Putin.”
Demikian petikan pernyataan Presiden Joe Biden ketika mengumumkan perintah eksekutif yang merupakan langkah terbaru Washington untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Putin adalah salah satu orang terkaya di dunia, yang menurut para kritikusnya telah mengisi kantongnya dengan perolehan secara tidak sah dari negara-negara pengekspor energinya.
Berdasarkan perintah eksekutif itu, Amerika juga melarang semua impor minyak mentah, produk minyak bumi, gas alam, batu bara dan produk batu bara; dan melarang warga Amerika berinvestasi di sektor energi Rusia.
Tahun lalu Amerika setiap hari mengimpor 700.000 barel minyak mentah dan produk minyak olahan dari Rusia, atau jauh dari 4,5 juta minyak Rusia yang diekspor ke Eropa setiap hari.
“Kita bergerak memajukan larangan ini karena memahami bahwa banyak sekutu dan mitra kita di Eropa mungkin tidak dalam posisi untuk bergabung dengan kita. Amerika memproduksi lebih banyak minyak di dalam negeri dibanding Eropa... bahkan dibanding gabungan seluruh negara di Eropa. Faktanya, kita merupakan ekportir energi bersih. Jadi kita dapat mengambil langkah ini ketika yang lainnya tidak dapat melakukan hal tersebut. Tetapi kita bekerjasama erat dengan Eropa dan mitra-mitra lainnya untuk mengembangkan strategi jangka panjang guna mengurangi ketergantungan pada energi Rusia,” tandas Biden.
IEA Setuju Keluarkan Cadangan Minyak Strategis
Biden juga mengumumkan bahwa anggota-anggota Badan Energi Internasioal (IEA) telah setuju untuk mengeluarkan secara kolektif 60 juta barel minyak mentah dari cadangan minyak strategis, di mana Amerika berkomitmen menggelontorkan separuh dari jumlah itu.
Biden mengatakan telah menerima dukungan dari sekutu dan pengecam politiknya, antara lain Senator Partai Republik Kevin Cramer dari negara bagian North Dakota yang mengatakan “kebijakan ini merupakan langkah penting bagi dunia.”
Ditambahkannya, “Putin bergantung pada pendapatan yang berasal dari penjualan energi – sebagian ke Amerika – sementara kita memiliki minyak dan gas yang lebih dari cukup bagi kita sendiri dan sebagian besar dunia.”
Cramer lebih jauh mengatakan “mengingat minyak adalah senjata bagi Putin, maka sudah waktunya pemerintah Biden mengakui persenjataan energi ini. Larangan impor ini dirancang untuk melumpuhkan aliran keuangan Putin guna berperang melawan warga Ukraina yang mencintai kebebasan, dan sejumlah tujuan jahat lain.”
Biden telah berulangkali mengatakan tidak berniat mengirim pasukan Amerika ke Ukraina, dan bahwa langkah ekonomi ini merupakan langkah yang kuat untuk mencegah Putin.
“Kemarin saya berbicara dengan mitra-mitra saya di Prancis, Jerman dan Inggris tentang bagaimana peningkatan kekerasan Rusia terhadap Ukraina dan langkah-langkah yang dapat kami ambil bersama dengan sekutu dan mitra-mitra di seluruh dunia guna menanggapi agresi ini,” tambah Biden.
Ia menambahkan, “Kami memberlakukan paket sanksi ekonomi paling signifkan dalam sejarah dan menyebabkan kerusakan signifikan pada ekonomi Rusia.” [em/lt]